Beli Perdana, Pertamina Patra Niaga Akuisisi Sertifikat Kredit Karbon Secara Resmi
Pertamina Patra Niaga akuisisi sertifikat kredit karbon secara resmi, beli perdana.--Pertamina
JAKARTA, RAKYATBENGKULU.COM - Pertamina Patra Niaga, sebagai bagian dari Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), secara resmi mengumumkan pembelian perdana sertifikat penurunan emisi karbon dari PT Pertamina Power Indonesia, Kamis, 28 September 2023.
Transaksi ini bernilai sebesar Rp922 juta, setara dengan kontribusi pengurangan emisi karbon mencapai 19.989 ton.
Tindakan ini adalah bagian dari komitmen Pertamina Patra Niaga untuk turut serta dalam perdagangan karbon, serta mendukung cita-cita nasional dalam mengatasi krisis iklim.
"Inilah langkah awal Pertamina Patra Niaga dalam mendukung upaya mengatasi krisis iklim," jelas Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan dikutip antaranews.com.
BACA JUGA:Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Berkomitmen Salurkan BBM Subisidi Sesuai Aturan
"Kami berkolaborasi dengan Pertamina Power Indonesia, sebuah subholding di Pertamina Group yang telah memiliki suplai tersertifikasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)," lanjutnya.
Selain berinvestasi dalam perdagangan karbon, Pertamina Patra Niaga juga memiliki beragam program dengan dampak pengurangan emisi yang signifikan.
Ini termasuk penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di gedung perkantoran, stasiun energi hijau SPBU (Green Energy Station), efisiensi operasi melalui digitalisasi Digital Ground Operation (DGO), serta program PADMA untuk produk avtur, diesel dual fuel (DDF) mobil tangki, dan efisiensi energi.
Hingga Agustus 2023, program-program ini telah berkontribusi pada pengurangan emisi sekitar 2.703 ton CO2eq atau sekitar 14 persen dari target awal Pertamina Patra Niaga.
BACA JUGA:Pertamina Patra Niaga Mendukung Transisi Energi dengan Solusi Ramah Lingkungan
"Kami terus berupaya mengurangi emisi yang dapat berdampak pada krisis iklim. Ke depan, kami akan mengintegrasikan upaya langsung pengurangan emisi dengan perdagangan bursa karbon, sehingga komitmen Pertamina Patra Niaga dalam menjaga lingkungan dapat lebih optimal," tambah Riva.
Sebagai langkah nyata dalam melawan krisis perubahan iklim, pada tanggal 26 September, Presiden Joko Widodo secara resmi meluncurkan Bursa Karbon IDX, bursa perdagangan karbon pertama di Indonesia.
Presiden menyatakan bahwa langkah ini adalah kontribusi nyata untuk mengatasi krisis perubahan iklim, dengan hasil investasinya akan digunakan untuk menjaga lingkungan melalui pengurangan emisi karbon.
Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam solusi berbasis alam dan sekitar 60 persen pengurangan emisi karbonnya berasal dari sektor alam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: