Harga Sayuran Fluktuatif, Petani Diharapkan Menyiasati agar Tetap Menguntungkan
Petani diharapkan menyiasati agar tetap menguntungkan, harga sayuran fluktuatif.--Badri/rakyatbengkulu.com
CURUP, RAKYATBENGKULU.COM - Saat memasuki musim hujan di bulan Januari 2024, sejumlah harga komoditas pertanian di Kabupaten Rejang Lebong mengalami penurunan signifikan.
Terutama pada sayuran seperti sawi-sawian, sawi manis, sawi pahit, sawi daging, dan sawi pakcoy yang kini dihargai sekitar Rp500 oleh para petani.
Sementara itu, harga sayur jipang atau labu siam turun drastis menjadi hanya Rp700 per kilogram dari harga sebelumnya Rp2.700 per kilogram minggu lalu, menurut para petani dan pengepul sayuran.
Selain itu, harga cabai juga mengalami penurunan signifikan, seperti cabai rawit Setan yang kini dihargai Rp25.000, cabai rawit hijau Rp12.000, dan cabe merah kriting (CMK) yang berkisar antara Rp30.000 hingga Rp35.000 per kilogram, tergantung kualitasnya.
Di sisi lain, harga sayuran tertentu tetap stabil dan cenderung tinggi, seperti wortel berkualitas super seharga Rp10.000 hingga Rp15.000, sayur kol super dijual dengan harga Rp4.000 hingga Rp6.000, dan tomat kualitas super sekitar Rp12.000 hingga Rp15.000 per kilogram.
Rolis (40), seorang petani di Kelurahan Simpang Nangka Kecamatan Selupu Rejang, menuturkan bahwa harga sayur-mayur di Kabupaten Rejang Lebong fluktuatif dan mengikuti prinsip ekonomi.
Ketika pasokan sayuran kurang dari lokal maupun luar daerah, harga akan naik, dan sebaliknya ketika pasokan berlebihan, harga akan turun.
"Para petani perlu memahami situasi pasar terutama saat memasuki musim hujan dan musim tanam. Metode tanam tumpang sari dapat dimanfaatkan, misalnya dengan menanam tanaman utama seperti cabai yang panen dalam 120 hari, sedangkan di sekitarnya ditanami tomat atau tomat belimbing, serta sayuran cepat panen seperti buncis atau kacang panjang," ungkap Rolis.
Rolis juga menyarankan agar para petani menanam sayur jipang dengan menanam cabai rawit hijau di bawahnya, sehingga bisa ada panen mingguan.
Hal ini memungkinkan para petani untuk mendapatkan hasil panen setiap bulan, meskipun harga sayuran turun, dan hasil panen tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau pembelian pupuk, sehingga biaya bertani tidak terlalu besar.
BACA JUGA:Kenapa Sayuran Kangkung Dikatakan Bisa Bikin Ngantuk? Kandungan, Manfaat, dan Bahayanya
Menanggapi penurunan drastis harga sayur jipang, Rolis menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena musim penghujan, dan banyak petani yang sudah mulai panen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: