HONDA

Selain Ratna Sari Dewi, Soekarno Juga Menikahi Sakiko Kanasae, Seorang Model Fashion

Selain Ratna Sari Dewi, Soekarno Juga Menikahi Sakiko Kanasae, Seorang Model Fashion

Selain Ratna Sari Dewi, Soekarno Juga Menikahi Sakiko Kanasae, Seorang Model Fashion--rakyatbengkulu.disway.id dan Facebook.Com/Foto Lawas//

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.Com - Petualangan cinta mantan Presiden pertama, Ir. Soekarno di Jepang berawal dengan pernikahannya secara siri dengan wanita Jepang bernama Sakiko Kanasae, seorang model fashion.

Pernikahan ini terlaksana sebelum Ir. Soekarno menikah dengan Ratna Sari Dewi atau Dewi Soekarno atau Dewi Fujin. 

BACA JUGA:Ini 18 Pantangan Tahun Baru Imlek, Guna Menghindari Kesialan, Pastikan Tahun Baru Bebas dari Kesialan

Majalah Vanity Fair Vol. 55 Tahun 1992 menyebut Sakiko pernah bekerja sebagai pramuria di klub malam Benibasha di pusat kota Tokyo.

Sakiko sempat dibawa ke Indonesia dan ditempatkan di rumah mewah wilayah elite Menteng. Tetangga mengenal Sakiko sebagai Nyonya Basuki.

BACA JUGA:Menyelami Kesenian Tari Kejei, Ekspresi Sakral Adat Rejang Bengkulu dengan Nilai-Nilai Tradisional

Sayangnya Sakiko memilih bunuh diri setelah kabar pernikahan Ir. Soekarno dengan Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi atau Dewi Soekarno atau Dewi Fujin. 

Penulis Jepang, Nishihara dalam The Japanese and Sukarno's Indonesia mengatakan pertemuan Soekarno dengan Sakiko terjadi 4 tahun sebelum pernikahan Dewi Fujin dengan Ir. Soekarno. 

BACA JUGA:5 Keunggulan Honda Brio RS 2024 dan Fitur Terbarunya yang Mengesankan

Soekarno pertama bertemu dengan Sakiko di Kyoto. Jatuh cinta pada pandangan pertama, Soekarno memberikan menunjukkan ketertarikannya pada wanita yang saat itu 'dibawa' grup Kinoshita sebagai lobi bisnis.

Saat itu Grup menggarap proyek pembangunan Indonesia sebagai kompensasi perang. 

BACA JUGA:Rekomendasi 5 Sekolah Kedinasan Terbaik dan Terfavorit di Sumatera, Ini Dia Keunggulannya

Kepincut, tahun 1958 Soekarno menikahi Sakiko di Hotel Daiichi, Ginja. Sakiko kemudian masuk Islam dan namanya diganti Saliku Maesaroh.

Akhir 1958 Sakiko didatangkan diam-diam ke Jakarta bersama ibunya. Dia dinyatakan menjadi 'guru anak-anak ekspatriat Jepang' di Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: