Menangis Siang Hari di Bulan Ramadhan Bisa Membatalkan Puasa, Benarkah?

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Banyak pertanyaan yang muncul di bulan Ramadhan, tentang hal-hal apa saja yang bisa membatalkan puasa, salah satunya menangis.

Untuk menjawab pertanyaan, apakah menangis siang hari di bulan Ramadhan bisa membatalkan puasa? Maka, simak penjelasan berikut ini.

Pada dasarnya menangis adalah tindakan mengeluarkan air mata dari mata. 

Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk emosi seperti kesedihan, kebahagiaan, atau bahkan rasa sakit fisik. 

BACA JUGA:4 Resep Menu Buka Puasa dan Sahur Simpel dan Mudah Dibuat

Ketika seseorang menangis, air mata mengalir melalui kelenjar lakrimal di mata dan mengalir keluar melalui saluran air mata. 

Menangis adalah cara tubuh kita untuk merespons perasaan dan situasi tertekan.

Nah, apakah menangis bisa membatalkan puasa? Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita bahas hal-hal apa saja yang dapat membatalkan puasa.

Jika merujuk pada kitab Matnu Abi Syuja' dijelaskan ada beberapa hal-hal yang bisa membatalkan puasa, yakni:

BACA JUGA:Cara Puasa Tanpa Kambuhnya Asam Lambung: Tips Ampuh untuk Penderita GERD

والذي يفطر به الصائم عشرة أشياء : ما وصل عمدا إلى الجوف أو الرأس والحقنة في أحد السبيلين والقيء عمدا والوطء عمدا في الفرج والإنزال عن مباشرة والحيض والنفاس والجنون والإغماء كل اليوم والردة

Artinya: "Yang membatalkan puasa ada sepuluh hal, yakni (1) sesuatu yang sampai pada rongga bagian dalam tubuh (jauf) atau kepala, (2) mengobati dengan memasukkan sesuatu pada salah satu dari dua jalan (qubul dan dubur), (3) muntah secara sengaja, (4) melakukan hubungan seksual secara sengaja pada alat kelamin, (5) keluarnya mani sebab bersentuhan kulit, (6) haid, (7) nifas, (8) gila, (9) pingsan di seluruh hari dan (10) murtad," (Syekh Abi Syuja', Matnu Abi Syuja', hal. 127).

Dan menangis tidak ada dari 10 hal yang dapat membatalkan puasa seperti yang disebutkan tersebut.

Maka bisa dijawab bahwa menangis tidak membatalkan puasa karena mata tidak termasuk dalam bagian rongga mulut atau jauf. 

Sumber: