Anak Harus Mandiri, Ketahui Batas Waktu Orangtua Menafkahi Anak dalam Islam

فالغني الصغير او الفقير الكبير لا تجب نفقته – إلى أن قال - وقد استفيد مما تقدم الولد القادر على الكسب اللائق به لا تجب نفقته بل يكلف الكسب بل قد يقال انه داخل في الغني المذكور. وي ما لو كان مشتغلا بعلم شرعي ويرجى منه النجابة والكسب يمنعه فتجب حينئذ ولا يكلف الكسب 

“Anak kecil namun sudah kaya raya atau orang yang sudah baligh namun fakir tidak wajib bagi kamu sebagai orang tua untuk menafkahi mereka.

BACA JUGA: Ketahui Manfaat Mandi Air Laut di Pagi Hari, Salah Satunya untuk Kecantikan Kulit

Dan dapat dipahami, jika anak yang sudah mampu bekerja dengan layak baginya tidak berhak lagi menerima nafkah, sebaliknya ia justru dituntut untuk bekerja.

Bahkan, ada pendapat yang mengatakan jika anak yang sudah mampu bekerja ini masuk kategori anak yang kaya.

Dikecualikan ketika anak telah mampu bekerja, dan sedang mencari ilmu syara’ dan diharapkan nantinya akan menghasilkan kemuliaan (dari ilmunya).

Sedangkan jika anak sudah bekerja, maka tidak terlibat dari rutinitas mencari ilmu.

Maka dalam keadaan yang demikian ia tetap wajib untuk diberi nafkah dan tidak diperkenankan untuk menuntutnya bekerja.”

BACA JUGA:6 Manfaat Donor Darah untuk Kesehatan Tubuh dan Psikologis, Kenali Syaratnya

Syekh Ibrahim al-Baijuri, Hasyiyah al-Baijuri, juz 2, hal. 187

Ketentuan di atas merupakan ketentuan baku perihal batas menafkahi anak sesuai dengan rumusan para ulama’ yang kompeten.

Meski demikian alangkah baiknya dalam penerapannya, orangtua tetap mempertimbangkan kondisi anak tentang kesiapan mereka untuk hidup mandiri dengan bekerja dan tidak bergantung pada orangtua.

Namun, jika memang belum siap secara mental, atau masih belum menemukan pekerjaan yang layak baginya, maka bijaknya sebagai orangtua dalam keadaan demikian tetap memberi nafkah pada anaknya,.

Meski hal ini tidak wajib, ini akan mendorong anak agar selalu berusaha hidup secara mandiri dan tidak menggantungkan hidup dengan orangtuanya.

Sumber: