HONDA

Pupuk Nabati dari Daun Kelor Penyubur Tanaman, Begini Cara Buatnya

Pupuk Nabati dari Daun Kelor Penyubur Tanaman, Begini Cara Buatnya

Pupuk Nabati dari Daun Kelor Penyubur Tanaman, Begini Cara Buatnya--Facebook/ruang organik

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM  - Pupuk nabati dari daun kelor sangat bermanfaat untuk tanaman yang dapat menyuburkan.

Ternyata daun kelor memiliki kaya akan vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif yang berguna baik bagi kesehatan tanaman maka dari itu pupuk nabati ini sangat menjadi bagian dari pemanfaatan terbaik.

Daun kelor ini memiliki senyawa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan pembuahan tanaman yaitu zeatin yang terkandung dalam sitokinin berperan penting dalam merangsang pertumbuhan tanaman.

Ziatin ini yang terdapat di moringa yang dapat merangsang pertumbuhan bukan hanya tanamannya saja dari akar, batang bahkan dapat merangsang juga pertumbuhan buah.

BACA JUGA:Laporkan! Bila Temukan Pungli pada Festival Tabut, Parkir Motor Rp2.000 dan Mobil Rp3.000

Maka dari itu berbagai macam senyawa aktif yang berguna baik di daun kelor dapat menjadi pupuk nabati atau sebagai pupuk organik yang mendukung tanaman dan memperbaiki unsur hara tanah.

Tentunya pembuatannya tidak susah, cukup mudah untuk menjadikan daun kelor sebagai pupuk nabati yang berguna baik dalam rangsang pertumbuhan tanaman.

Anda dapat melakukan berbagai langkah yang berguna baik untuk pupuk nabati dari daun kelor ini dengan menyiapkan berbagai hal, diantaranya adalah:

- Blender

- Pisau

- Saringan

BACA JUGA:4 Pantai Eksotis sebagai Destinasi Wisata Terbaik di Bengkulu, Ini Lokasinya

- Baskom

- 1 kg daun kelor

- 10 liter air cucian beras

- 1/2 kg gula pasir

Untuk cara pembuatannya begini langkah-langkah pengolahan pupuk daun kelor tersebut, yakni: 

Siapkan semua alat dan bahan dan lakukan berbagai langkah berikut ini dengan caranya mencacah daun kelor menggunakan pisau menjadi ukuran yang lebih kecil lagi daripada sebelumnya.

Setelah Anda cacah daun kelor tersebut dapat haluskan potongan dengan menggunakan blender seperti pasta dan masukan 10 liter air cuci beras pada baskom.

BACA JUGA:4 Teknik yang Dilakukan Saat Mandi agar Daki Hilang dengan Sekejap

Tuangkan pasta daun kelor tersebut ke dalam ember dan aduk sampai merata, jangan lupa berikan gula yang sudah dihaluskan dan larutkan semua bahan menjadi satu agar menjadi pupuk organik.

Tentunya pupuk organik atau pupuk nabati ini belum akan selesai berproses jika belum dilakukan fermentasi.

Hal ini penting sekali karena inilah yang akan merangsang senyawa aktif di dalam daun kelor tersebut.

Setelah melakukan hal yang sudah tercampur rata biarkan bahan tersebut untuk difermentasikan agar mikroorganisme yang baik pada daun kelor tersebut dapat keluar pada tahapan fermentasi.

Difermentasi ini dapat dilakukan menggunakan metode kedap udara dengan menggunakan alat bantu drum atau ember yang sudah ditutup rapat tanpa ada sirkulasi udara.

BACA JUGA:Agar Tidak Cepat Tekor! Ini Tips Benar Menggunakan dan Merawat Aki Kering pada Mobil

Tutup rapat drum atau ember tersebut dapat lakukan fermentasi selama 10 hingga 14 hari, diamkan di suhu ruang namun penting dalam dua hingga tiga kali sehari melakukan pengadukan.

Tentunya fermentasi ini akan menghasilkan bau yang tidak sedap seperti bau gas pada tape kemudian lakukan penyaringan untuk tahap selanjutnya hasil fermentasi ini akan menghasilkan dua jenis pupuk diantaranya pupuk cair dan pupuk padat.

Tentu cara pemisahannya lebih gampang dengan cara melakukan penyaringan menggunakan kain bekas.

Untuk cara penggunaannya pada tanaman cukup mudah, jika pada padat dapat ditaburkan di sekitar tanaman dan dicampur dengan tanah sehingga menjadi media tanam namun pada pupuk cair dapat dilarutkan terlebih dahulu ke dalam air.

BACA JUGA:Kendaraan Anda Menggunakan Aki Kering? Ketahui Kelebihan dan Kekurangannya di Sini

Untuk pupuk cair dapat diaplikasikan dengan cara disiram pada akar tanaman ataupun disemprotkan pada daunnya metode perbandingannya adalah 1 banding 10 dan metode kocor digunakan 1 banding 8.

Lakukan penyemprotan pada tanaman dengan interval 1 minggu sekali, kocorkan pada tanaman 10 sampai 14 hari sekali, untuk dosinya dapat 100 sampai 200 ml pertanaman dalam penggunaannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: