Pemprov Bengkulu Gelar Pasar Murah Terintegrasi Sebagai Upaya Pengendalian Inflasi
Pemprov Bengkulu Gelar Pasar Murah Terintegrasi Sebagai Upaya Pengendalian Inflasi--MCpemprovBengkulu/Rakyatbengkulu.com
Komoditas penyumbang utama inflasi adalah kebutuhan pokok seperti beras, cabai merah, cabai rawit, daun bawang, kentang, kopi bubuk, gula pasir, maupun mie goreng.
Berdasarkan pantauan di lapangan, pasar murah terintegrasi ini menyediakan bahan pokok seperti beras, minyak goreng, telur, hingga bumbu masakan.
BACA JUGA:Lewat Podcast, Sintya Marisca Akui Abidzar Ialah Sosok Pria Idaman Hati
BACA JUGA:Pilkada Rejang Lebong: Pendaftaran Calon Peserta Dibuka Akhir Agustus 2024
Harga yang ditawarkan memang jauh lebih murah dibanding harga di pasaran.
Bawang merah, misalnya, di pasar murah harganya Rp 18 ribu per kilogram, sedangkan harga normalnya Rp 24 ribu.
Beras SPHP berat 5 kg dijual seharga Rp 59 ribu, sedangkan harga eceran tertinggi biasanya di angka Rp 65 ribu.
Ada pula daging ayam seharga Rp 28 ribu, jauh lebih murah dibanding harga di pasar Rp 30 ribu.
Telur ayam negeri seharga Rp 48 ribu per karpet, di pasaran Rp 56 ribu.
BACA JUGA:8 Manfaat Joging di Sore Hari, Salah Satunya Meningkatkan Kualitas Tidur
BACA JUGA:Kemarau, Pembangunan Sumur Bor Program Tambahan Fisik TMMD ke-121 Kodim 0409/Rejang Lebong Dikebut
Pasar murah ini terselenggara berkat kerja sama dengan Bank Indonesia, Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Perum Bulog, Biro Perekonomian, Dinas Peternakan, Satgas Pangan, Polisi Resort Kota Bengkulu, dan Satpol PP Provinsi Bengkulu.
Sesuai namanya, pasar murah ini terintegrasi dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis dan vaksin rabies.
Ada pula penyaluran bantuan dari Baznas Provinsi Bengkulu dengan jumlah total Rp 5 juta untuk 20 kaum dhuafa.
Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Gubernur Rohidin dalam kegiatan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: