Sudah Ada Sejak Abad ke-15, Ini Pandangan Islam Terhadap Tradisi Sekaten yang Ada di Yogyakarta
Ini pandangan Islam terhadap tradisi Sekaten di Yogyakarta yang sudah ada sejak abad ke-15.--Instagram.com/Arrygun
Rangkaian Acara Sekaten
Acara Sekaten biasanya berlangsung selama seminggu atau lebih, dimulai dengan tabuhan gamelan Kyai Sekati di halaman masjid agung.
BACA JUGA:8 Permainan Tradisional Indonesia yang Mulai Ditinggalkan Saat Ini
BACA JUGA:Keunikan Tradisi Pernikahan di Berbagai Negara, Ada yang Wajib Membawa Gigi Ikan Paus
Yang melambangkan harmoni antara budaya dan Islam.
Acara puncaknya adalah Grebeg Maulid, di mana gunungan atau hasil bumi diarak dan dibagikan kepada masyarakat sebagai simbol keberkahan.
Perdebatan Ulama
Beberapa ulama yang berpegang pada ajaran salafi atau yang murni berlandaskan Al-Qur'an dan Hadis menolak praktik-praktik yang dianggap bid'ah (inovasi dalam ibadah) dalam tradisi ini.
Mereka berpendapat bahwa perayaan Maulid Nabi sendiri tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
BACA JUGA:5 Tradisi Pernikahan Unik yang Cuma Ada di Indonesia, Salah Satunya Menculik Pengantin Wanita
BACA JUGA:Sup Asam Pedas Ala Rumahan, Nikmati Sensasi Hidangan Tradisional yang Bikin Kalap Makan
Namun, ulama lain yang lebih kontekstual melihat bahwa selama praktik tersebut tidak menyimpang dari ajaran Islam yang pokok.
Maka hal tersebut bisa diterima sebagai bagian dari budaya yang memperkuat syiar Islam.
Dimensi Budaya versus Agama
Tradisi Sekaten sering kali dipandang sebagai contoh akulturasi budaya dan agama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber