HONDA

Program Swasembada Pangan di Bengkulu Selatan Alami Kendala, Kekeringan dan Alih Fungsi Lahan Jadi Tantangan

Program Swasembada Pangan di Bengkulu Selatan Alami Kendala, Kekeringan dan Alih Fungsi Lahan Jadi Tantangan

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan, Sakimin Laip--Heru/Rakyatbengkulu.com

BENGKULU SELATAN, RAKYATBENGKULU.COM – Program Swasembada Pangan merupakan inisiatif unggulan pemerintah untuk menciptakan ketahanan pangan dengan meningkatkan produksi pangan domestik, agar tidak bergantung pada impor. 

Program ini telah dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Bengkulu Selatan. 

Meskipun demikian, pelaksanaannya masih menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya adalah kekeringan lahan persawahan yang terjadi secara berkepanjangan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Selatan, Sakimin Laip memberikan penjelasan mengenai permasalahan kekeringan yang disebabkan oleh kerusakan saluran irigasi.

BACA JUGA:Polres Mukomuko Kunjungi Dapur MBG, Awak Media Dilarang Ambil Gambar, Ini Alasannya

BACA JUGA:Pengecer Gas Elpiji 3 Kg Kembali Diperbolehkan Jual, Wakil Bupati Mukomuko Ingatkan Harga Tidak Naik Drastis

Ia menjelaskan bahwa kekeringan tersebut sangat mempengaruhi hasil pertanian di wilayah-wilayah tertentu.

"Kendala yang ada di Kedurang ini memang adanya kekeringan yang berkepanjangan, wewenang untuk irigasi sebenarnya bukan dari Dinas Pertanian, tapi itu untuk level nasional. Kegiatan irigasi ini nantinya, kalau bisa, akan kita sampaikan ke Jakarta," ujar Sakimin Laip.

Sakimin Laip menambahkan bahwa masalah kekeringan lahan akibat kerusakan saluran irigasi ini juga terjadi di beberapa wilayah lain di Bengkulu Selatan, seperti Kecamatan Kedurang dan Kecamatan Pino, tepatnya di Desa Ganjuh.

"Kerusakan irigasi yang skala besar mungkin di Kedurang Ilir, ini ada di Irigasi Selebang dan di Desa Ganjuh, Kecamatan Pino. Kalau memungkinkan, di Sungai Kedurang dan Sungai yang ada di Desa Ganjuh itu akan dilakukan pembuatan bendungan," tambahnya.

BACA JUGA:Sekda Sukarni Ikuti Gerakan GEBER 2025, Bersih-Bersih Pantai Pasar Bawah untuk Lingkungan Sehat

BACA JUGA:Pelunasan Biaya Haji Rejang Lebong Dimulai Hari Ini, Calon Jamaah Siap Berangkat

Selain itu, Sakimin Laip juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mengalihkan fungsi lahan pertanian, terutama yang memiliki akses air yang cukup. 

Hal ini karena banyak petani yang terpaksa beralih menanam jagung, mengingat kesulitan untuk menanam padi akibat kekeringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: