Dia memang paling banyak mengarahkan anak-anak untuk belajar dengan baik, mengurus dan mengatur tempat bimbingan belajar dan les anak-anak.
Istri pun termasuk paling rajin jemput HSNA dari tempat les di Padang Harapan pada pukul 21.00 WIB.
Nah, pada perangkingan eligible ini prestasi anaknya justru ikut tersalip akibat munculnya CPA dari kelas XII MIPA 2.
BACA JUGA:Single Baru Salma Salsabil Berjudul Rumah Trending 2 di Youtube, Ini Liriknya
BACA JUGA:Mulai Rp100 Ribu, Ini 5 Rekomendasi Hotel Murah di Kawasan Canggu Bali
Singkat cerita, kami pun disambut Satpam di SMAN 5 Kota Bengkulu, lalu diarahkan ke ruangan tunggu kepala sekolah.
Waktu itu, walau hari sudah menunjukkan lewat pukul 08.00 WIB, kepala sekolah belum ada di ruangannya.
Jadi menunggu dulu di ruangan tunggu.
Beberapa saat datanglah menemui kami guru BK Haris Agustian, M.Pd.
Berikutnya muncul juga Kepsek SMAN 5 Kota Bengkulu Eka Saputra, M.Pd yang langsung mempersilakan kami masuk ke ruangannya.
Ikut hadir saat itu guru BK Agustian, M.Pd, Waka Kurikulum Dedi, S.Pd, Waka Kesiswaan Sherlywaty, M.Pd, minus operator aplikasi PDSS yang juga tidak dihadirkan Kepsek di ruangan tersebut.
BACA JUGA:Dugaan Rekayasa Nilai PDSS SMAN 5 Kota Bengkulu, Berujung Orang Tua Siswi Lapor ke Polda Bengkulu
Ketidakhadiran operator aplikasi PDSS ini semakin menambah kecurigaan atas dugaan rekayasa perangkingan nilai eligible.
Padahal sebelumnya pada Selasa 13 Februari 2024 sudah disampaikan kepada Kepsek untuk menghadirkan sang operator.
Alasan Kepsek Cs yang ngotot tidak ada rekayasa nilai PDSS masih sama, ada keluarga dari operator PDSS Toni Haryanto yang sakit.