Wujud tersebut tercermin dalam Butha (alam semesta) dan Kala (waktu), manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia.
Manusia sendiri dapat memilih kehancuran atau kebahagiaan dalam wujud kekuatan alam semesta dan waktu sehingga diaplikasikan dalam festival bernama Ogoh-ogoh.
Festival ini dilakukan sehari sebelum hari raya Nyepi sehingga semua umat Hindu dapat melakukan tradisi ini sesudah melakukan upacara adat.
Tradisi ini ada sejak tahun 1980an dan tetap dipertahankan hingga sekarang.
BACA JUGA:Nyepi Tanpa Arak-arakan Ogoh-ogoh