Namun, sayangnya sejak 10 Maret 2024 Brigadir RA tidak balik ke Manado sampai dihari dia meninggal, diakuinya kepada sang istri bahwa dia tidak nyaman dalam pekerjaannya.
Kemudian istrinya menyarankan untuk pulang ke Manado namun karena masih ada tugas hingga tidak terlaksana kemauan tersebut, pengakuan istrinya sama dengan pengakuan tetangga rumahnya.
Tetangganya menyebutkan bahwa Brigadir RA memang sudah bekerja di rumah tersebut selama 2 tahun sebagai supir bahkan ikut bersama bosnya ke Jawa Timur saat momen Lebaran kemarin.
Itu pengakuan dari IM tetangga dari Brigadir RA. DIkatakan Nessi Judge, "Diakan Brigadir nah siapa bosnya dan pemilik rumah juga mobil Alpard yang dikendari olehnya milik siapa?".
BACA JUGA:6 Manfaat Kecubung untuk Kesehatan, Salah Satunya Mengatasi Masalah Ketombe
Ternyata pria tersebut bernama Indra Pratama seorang pengusaha batu bara, dia mengakui kenal dengan Brigadir RA namun dia tidak bekerja untuk pengawalan terhadap dirinya.
Dikatakan lebih jauh bahwa Brigadir RA ini hanya sebagai silahturahmi saja, hanya tinggal disana selama 1 minggu, berbeda dengan keterangan tetangga yang mengatakan sudah lama tinggal disana.
Bahkan para tetangga senang dengan keberadaaanya yang suka sekali beribadah dan rajin sehingga melekat dihati mereka sejak sebelum lebaran kemarin publik menjadi sadar ada beda kesaksian disini.
Berikut juga terkuak bahwa status rumah tersebut adalah dahulunya milik mantan Menteri Perindustrian Almarhum Fahmi Idris, setelah itu dikontrak oleh IP seorang pengusaha batubara selama 2 tahun.
BACA JUGA:Sesuai Resep, 4 Cara Menggunakan Sendok Takar Bahan dengan Benar
Namun, lagi-lagi IP membantah kalau itu bukan miliknya, dikatakan lebih lanjut kepada IP untuk media jangan memberitakan berita hoax.
Karena terkait CCTVnya yang mati padahal ada 20 CCTV yang hidup dan semuanya sudah diserahkan kepada pihak berwajib.
Kedua, selain keterangan yang berbeda-beda ada kejanggalan lainnya.
Diantaranya diungkap oleh Nessie Judge adalah plat nomor palsu, dengan yang tercantum DPR RI yang terekam di CCTV namun dewan kehormatan DPR RI bahwa itu adalah plat nomor palsu.
Dengan seri XII romawi dibagian belakang itu untuk pimpinan badan legislasi DPR namun harusnya penomoran ini dimulai dari angka 6 hingga 10 tidak bisa sampai 23 seperti di rekaman CCTV.
BACA JUGA:Pestisida Nabati dari Daun Ddn Biji Mimba untuk Perkebunan Kopi di Kepahiang, Ampuh Kendalikan Hama