BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Adapun kekejaman majikan dan para budak yang memberontak pada perbudakan di Hindia Belanda ini mulai ada pada saat kolonialisme hadir di abad ke-17 masehi.
Diketahui perbudakan mulai marak di Batavia, setelah VOC berhasil menaklukan beberapa daerah di Nusantara pada abad ke-17.
Dimana banyak penduduk daerah taklukkan VOC ini dibawa sebagai budak dan tawanan perang ke Batavia.
Adapun suku pertama yang diangkut menjadi budak ini berasal dari Banda Maluku Selatan.
BACA JUGA:Mengenal Marsose, Pasukan Komando Modern Hindia Belanda! Cikal Bakal Kopassus
Di tahun 1621, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jan Pieterszoon Coen membawa orang-orang Banda ke Batavia.
Dikarenakan mereka melakukan perlawanan pada saat kompeni hendak memonopoli cengkeh.
Awalnya budak-budak ini didatangkan dari negara-negara di Asia Selatan.
Namun pada saat imperium dagang Belanda mengalami penurunan di Asia Selatan di abad ke-18.
BACA JUGA:Sejarah Kekayaan Emas di Lebong Bengkulu, Terkuras Habis Oleh Belanda Nyaris Tak Tersisa
VOC pun lebih banyak mengeksploitasi budak lokal.
Karena itu demi memenuhi ketersediaan tenaga kerja maka mereka mendatangkan dari mayoritas budak berasal dari Sulawesi dan Kepulauan Sunda Kecil.
Lama kelamaan populasi budak ini melebihi jumlah penduduk di Batavia.
Berdasarkan sensus penduduk di Batavia di tahun 1673 mencatat jumlah budak sebanyak 13.278 orang.
BACA JUGA:Desa Giethoorn di Belanda, Tidak Punya Jalan Raya, Dijuluki Venice of the Netherlands