Hal ini nyaris menyamai jumlah seluruh penduduk Batavia sebanyak 13.790 orang.
Yang terdiri dari orang Belanda, Eurasia, China, Mardijker, Moor dan Jawa, Melayu, serta Bali.
Selanjutnya sensus penduduk pada tahun 1681 mencatat dari 30.740 penduduk Batavia.
Dan sebanyak 15.785 orang di antaranya adalah budak dari luar pulau Jawa.
BACA JUGA:4 Kota di Indonesia yang Merupakan Buatan Belanda, Salah Satunya Bukittinggi
Para budak ini selain untuk dipekerjakan tanpa dibayar, memiliki budak menjadi semacam kebanggaan bagi orang Eropa.
Dimana para budak dijadikan sebagai pengiring untuk memamerkan kekayaan orang Eropa.
Dimana orang yang paling kaya bisa memiliki 100 budak atau lebih.
Gubernur Jenderal Petrus albertus van der Parra yang memerintah di tahun 1761 sampai 1765.
BACA JUGA:5 Bangunan Peninggalan Sejarah di Masa Penjajahan Belanda dan Jepang
Setiap tahun mendatangkan 4 ribu budak.
Dan seorang anggota Raad van Indie (Dewan Hindia) Cornelia Johanna de Bevree memiliki 59 budak untuk mengurus rumah tangganya.
Mantan anggota Raad van Indie, Nicolaas Engelhard memiliki modal fantastis untuk membeli budak sebesar 20.942 rijksdaalder.
Ada iklan penjualan budak, memperlihatkan posisi domestik spesifik, seperti juru masak, juru lampu, pelayan, pembantu rumah tangga, pesuruh, pembuat sambal, dan kusir.
BACA JUGA:Berdiri Sejak Zaman Kolonial Belanda, Ini Dia ! 5 Universitas Tertua di Indonesia
Dan yang populer pada masa itu ialah budak pemusik.