BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu terus menggiatkan pemeriksaan kesehatan berkala di kawasan lokalisasi guna mengantisipasi meningkatnya kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV).
"Pemeriksaan di daerah lokalisasi yang berada di kawasan Pulau Baai dilakukan oleh Puskesmas Padang Serai, bekerja sama dengan lembaga masyarakat, untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di komplek tersebut," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bengkulu, Joni Haryadi Thabrani, dikutip antaranews.com, Rabu.
Joni menyebutkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan rutin, hingga saat ini belum ditemukan warga yang terinfeksi HIV.
BACA JUGA:Kisah Penderita HIV Sembuh Berkat Vitamin D, Ini Penuturan Dokter Henry Suhendra
BACA JUGA:Kasus HIV/Aids di Kabupaten Lebong Meningkat
Namun, banyak warga setempat yang terdeteksi mengidap penyakit kelamin seperti chlamydia, sifilis, herpes, dan lainnya.
Selain pemeriksaan kesehatan, Dinkes Kota Bengkulu juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait bahaya penyakit HIV melalui puskesmas-puskesmas di Kota Bengkulu.
Joni juga mengimbau masyarakat untuk memperkuat nilai-nilai agama dan menjaga lingkungan agar terhindar dari perilaku menyimpang yang merugikan diri sendiri.
"Saya mengimbau masyarakat untuk setia pada pasangan, karena penyakit HIV biasanya menyerang mereka yang terlibat dalam perilaku seksual yang berisiko dan pengguna narkoba," ingatnya.
BACA JUGA:Parah! Judi Online Salah Satu Penyebab Perceraian ASN di Mukomuko
BACA JUGA:Wow, Ada Geisha di Bengkulu saat Launching All New Honda BeAT
"Jika masyarakat memiliki nilai agama yang baik dan lingkungan yang sehat, perilaku seperti selingkuh dan menggunakan jasa wanita tuna susila akan berkurang," jelas Joni.
Ia juga meminta tokoh agama, tokoh masyarakat, dan warga sekitar untuk mengawasi lingkungan agar tidak terjadi penyalahgunaan narkoba dan seks bebas, sehingga penyebaran penyakit HIV di Kota Bengkulu dapat diminimalisir.
Hingga akhir Mei 2024, kasus HIV di Kota Bengkulu telah mencapai 43 orang, dengan sebagian besar disebabkan oleh perilaku seks bebas dan penyalahgunaan narkoba.
"Kami prihatin dengan jumlah kasus HIV yang ada, karena sampai saat ini obat untuk menyembuhkan HIV belum ditemukan. Yang tersedia hanya obat untuk menahan daya tahan tubuh penderita HIV," pungkas Joni.