BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Tabot atau Tabut Bengkulu merupakan sebuah tradisi budaya yang dirayakan oleh masyarakat di Provinsi Bengkulu Indonesia.
Tradisi budaya ini untuk memperingati peristiwa Karbala, yaitu wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW Husein bin Ali, pada 10 Muharram dalam kalender Islam.
Diketahui tradisi budaya ini merupakan perwujudan dari warisan budaya masyarakat India-Bengali yang datang ke Bengkulu pada abad ke-17 Masehi.
Pada perayaan ini melibatkan berbagai kegiatan, seperti prosesi, musik, tari, dan pembuatan replika bangunan Tabut yang kemudian diarak keliling kota.
BACA JUGA:Simbol Perayaan Tahun Baru Islam, Festival Tabot Dimulai 1 Muharram, Jadi Agenda Tahunan Nasional
BACA JUGA:Keren! Simbol Ritual Tabot Dituangkan dalam Bentuk Tarian, Menghadirkan Budaya Tabot Lewat Tarian
Acara ini biasanya berlangsung selama beberapa hari dan menjadi salah satu atraksi budaya yang menarik bagi wisatawan.
Tradisi budaya Tabut pertama kali dilaksanakan di Bengkulu pada abad ke-17 masehi.
Atau lebih tepatnya, tradisi ini dibawa oleh para pekerja kontrak asal India yang didatangkan oleh pemerintah kolonial Inggris pada tahun 1685 masehi.
Diketahui mereka adalah komunitas Muslim Syiah yang memperingati peristiwa Karbala, dan tradisi ini kemudian berkembang di Bengkulu.
BACA JUGA:Dol Menasional, Biasa Dimainkan Saat Ada Acara, Bukan Hanya Saat Festival Tabot Saja
BACA JUGA:Bengkulu Tabot Ceremony Welcomes Islamic New Year
Kemudian menjadi bagian dari budaya lokal sampai pada saat ini.
Perayaan Tabut di Bengkulu pada saat ini tetap menjadi salah satu acara budaya terbesar dan dilaksanakan dengan penuh semangat dan meriah oleh masyarakat Bengkulu.
Ada beberapa elemen utama dari perayaan Tabut ini antara lain: