BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Harimau (Panthera Tigris) adalah "raja hutan" sang predator puncak yang luar biasa di wilayah habitatnya masing-masing.
Peran sang "raja hutan" sangatlah penting dalam menjaga keseimbangan alam dan ekosistem, hanya saja harimau saat ini sudah terancam punah karena banyak faktor.
Semakin berkurangnya habitat jelas berdampak besar pada populasi mangsa harimau sebagai mata rantai makanan, seperti rusa, kijang dan babi hutan.
Akibatnya harimau mengalami kesulitan mendapatkan makanan yang mencukupi untuk bertahan hidup. Pada masa depan, harimau pun kesulitan membesarkan anak-anaknya.
BACA JUGA:Ada Beberapa Faktor Utama Penyebab Harimau Jadi Target Perburuan Manusia
Bahkan bukan hanya itu, sekalipun harimau atau panthera tigris sudah masuk kategori hewan dilindungi, namun perburuan liar oleh oknum pun tetap terjadi.
Akibatnya populasi harimau di tanah air Indonesia semakin berkurang dari tahun ke tahun, termasuk populasi harimau di dunia.
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, menyebutkan perkiraan saat ini, populasi Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) hanya menyisakan lebih kurang 603 ekor di wilayah alam liar.
Penyebaran harimau Sumatera itu mencakup 23 wilayah di Sumatera dengan jumlah masing-masing berkisar dari 1 hingga 185 ekor saja.
BACA JUGA:Faktor Penyebab Harimau Menyerang Manusia
BACA JUGA:Mitos Harimau di Sumatera yang Masuk ke Pemukiman Warga
Sementara itu, populasi harimau liar di dunia saat ini pun hanya menyisakan lebih kurang sebanyak 5.500 ekor saja, tersebar di belahan dunia.
Melansir dari World Wildlife Fund (WWF), ada beberapa negara yakni Rusia, China, Nepal dan India mampu melipatgandakan populasi harimau liar hingga 2024.
Kesuksesan empat negara ini melipatgandakan populasi harimau liar terbukti dari populasi harimau liar tahun 2010 hanya kisaran 3.200 ekor saja.