RAKYATBENGKULU.COM - Sekaten adalah tradisi budaya dan keagamaan di Indonesia, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta yang diadakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Upacara Sekaten memiliki akar yang kuat dalam sejarah Kerajaan Mataram Islam.
Yang hingga kini masih dilestarikan sebagai warisan budaya yang menggabungkan unsur keagamaan dan tradisi lokal.
Berikut ini ulasan mengenai tradisi Sekaten yang dirangkum Rakyatbengkulu.com dari berbagai sumber antara lain:
BACA JUGA:Mengenal 7 Tradisi Tak Lazim di Indonesia, Ritual yang Memiliki Nilai Budaya
BACA JUGA:Pasangan Gusnan-Paman Ii Resmi Daftar Pilbup Bengkulu Selatan dengan Atribut Tradisional Serindak
1. Asal Usul Tradisi Sekaten
Sekaten berasal dari kata syahadatain yang merujuk pada dua kalimat syahadat dalam Islam.
Tradisi Sekaten ini diperkenalkan oleh Sultan Hamengkubuwono I pada abad ke-16 di Kesultanan Yogyakarta, dengan tujuan untuk menyebarkan agama Islam.
Pada awalnya, tradisi Sekaten digunakan sebagai media dakwah untuk mengajak masyarakat Jawa yang masih menganut kepercayaan lokal agar memeluk Islam.
2. Waktu dan Lokasi Penyelenggaraan
Sekaten diselenggarakan setiap tahun selama seminggu, bertepatan dengan perayaan Maulid Nabi (tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Islam).
BACA JUGA:Mengenal Lupis, Jajanan Tradisional dengan Kelezatan yang Tak Boleh Dilewatkan
BACA JUGA:Turnamen Panahan Tradisional Meriahkan HUT ke-79 Kemerdekaan RI di Rejang Lebong
Perayaan ini diadakan di Alun-Alun Utara, di depan Keraton Yogyakarta, serta di Alun-Alun Lor di Surakarta.