Tradisi Naheik Pamau di Jambi yang Kaya Akan Makna, Baik dari Segi Spiritual hingga Sosial

Rabu 18-09-2024,09:29 WIB
Reporter : Hendri Saputra
Editor : Heri Aprizal

RAKYATBENGKULU.COM - Tradisi Naheik Pamau di Sungai Penuh adalah salah satu tradisi adat yang kaya akan nilai budaya dan historis di wilayah Kerinci, Jambi. 

Tradisi ini menggambarkan semangat kebersamaan, penghormatan terhadap leluhur, serta hubungan erat antara manusia dengan alam. 

Berikut ini adalah ulasan mengenai tradisi Naheik Pamau yang dirangkum rakyatbengkulu.com:

1. Pengertian Naheik Pamau

BACA JUGA:Fakta Unik Capybara, Hewan yang Ramah Terhadap Berbagai Spesies Hewan

BACA JUGA:Mengapa Istri Tidak Boleh Melawan Suami? Ini Alasan Menurut Ajaran Islam

Naheik Pamau berasal dari bahasa Kerinci, di mana Naheik berarti berjalan kaki atau mendaki, dan Pamau merujuk pada sebuah proses atau cara mengantarkan sesuatu (biasanya hasil pertanian). 

Tradisi ini pada dasarnya adalah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Kerinci, khususnya di Sungai Penuh.

Untuk menyampaikan rasa syukur atas hasil panen dan rezeki yang diperoleh sepanjang tahun.

2. Tujuan dan Makna Filosofis

Tujuan utama dari tradisi Naheik Pamau adalah menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan serta leluhur atas hasil bumi yang melimpah. 

BACA JUGA:Fenomena Awan Pileus Berupa Awan Pelangi yang Menakjubkan, Ini Fakta Uniknya!

BACA JUGA:Tahun Ular Kayu Tahun 2025: Menemukan Keseimbangan Spiritual Berdasarkan Shio Kamu

Selain itu, Naheik Pamau juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar warga desa.

Sekaligus sebagai bentuk penghormatan terhadap alam yang telah memberikan kehidupan.

Kategori :