RAKYATBENGKULU.COM – Industri ojek online (ojol) di Indonesia telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, di balik kesuksesan banyak pemain besar, sejumlah platform ojek online juga harus mengalami kegagalan.
Beberapa perusahaan ojek online terpaksa gulung tikar akibat persaingan yang semakin ketat dan keterbatasan modal.
Berikut ini adalah 5 contoh ojek online yang bangkrut setelah berjuang di pasar yang sangat kompetitif:
1. Uber
Uber, salah satu pionir dalam industri ojek online di Indonesia, memulai operasi pada tahun 2009. Namun, setelah meraih popularitas, Uber akhirnya harus meninggalkan pasar Indonesia pada 2018.
BACA JUGA:Berpenampilan Sederhana, 10 Tanda Orang Kaya yang Sebenarnya Kaya Raya
BACA JUGA:8 Dampak Buruk Bertengkar Saat Istri Hamil dan Bahayanya Bagi Janin
Uber menjual operasionalnya di Asia Tenggara kepada Grab, pesaing utama yang lebih dulu menguasai pasar. Dominasi Grab dan beralihnya banyak pelanggan serta mitra Uber ke Grab membuat perusahaan ini kesulitan bertahan.
2. Lady Jek
Lady Jek hadir pada tahun 2015 dengan konsep unik, ojek online khusus wanita yang didominasi warna pink. Lady Jek menawarkan rasa aman dan nyaman bagi penumpang perempuan.
Namun, tantangan finansial dan persaingan ketat dengan Gojek dan Grab membuat Lady Jek tidak mampu bertahan. Meskipun memiliki 3.300 pengemudi, perusahaan ini akhirnya harus gulung tikar.
3. Call Jack
Call Jack adalah platform ojek online yang beroperasi di Yogyakarta sejak 2010.
BACA JUGA:Ragam Tradisi Unik Natal di Dunia, Merayakan Keajaiban dengan Banyak Cara!
BACA JUGA:Olahraga Pagi, Resep Ampuh untuk Mental Sehat dan Lebih Segar
Meski berusaha bersaing dengan Gojek yang semakin besar, Call Jack kesulitan mengikuti perkembangan teknologi dan layanan tambahan yang ditawarkan Gojek, seperti pengiriman makanan dan pembayaran digital.
Setelah lima tahun beroperasi, Call Jack memilih untuk menutup operasinya pada 2015 akibat kegagalan dalam bersaing dengan Gojek.