Musim Hujan Tiba, Lebong Siaga DBD dan Maksimalkan Fogging

Ia juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk segera membawa anggota keluarga ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala demam tinggi, nyeri sendi, atau ruam kulit.

Dinkes juga menyatakan akan terus membagikan abate secara berkala kepada masyarakat serta melakukan fogging di wilayah yang sudah terdeteksi adanya kasus. 

Fogging dilakukan sebagai tindakan darurat untuk memutus siklus hidup nyamuk penular DBD.

“Itu kami lakukan sebagai upaya memutus mata rantai berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti yang menjadi perantara DBD,” tegas Rachman.

BACA JUGA:Penyidikan TPPU Mega Mall Bengkulu Makin Dalam, Aset Mewah di Jakarta Selatan Disita

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Genjot PAD, Pajak Puluhan Kendaraan Dinas Diperiksa

Tak hanya bertumpu pada upaya medis dan teknis, pencegahan berbasis masyarakat juga digencarkan. 

Rachman menyebutkan bahwa Lebong termasuk dalam tiga kabupaten di Provinsi Bengkulu yang dinyatakan sebagai wilayah endemik DBD. 

Oleh karena itu, ia meminta agar seluruh Puskesmas aktif menyosialisasikan gerakan 3M Plus secara langsung ke masyarakat.

Namun demikian, tantangan utama tetap ada, seperti kurangnya partisipasi warga. 

Meski sudah disosialisasikan secara masif, masih banyak masyarakat yang belum benar-benar peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitar.

Hal senada juga disampaikan Wakil Bupati Lebong, Bambang Agus Suprabudi, S.Sos, M.Si. 

Ia menyoroti pentingnya menghidupkan kembali semangat gotong royong melalui kegiatan bakti sosial secara rutin.

“Dengan adanya kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan, mudah-mudahan tidak ada lagi sampah yang berserakan di tempat-tempat umum sehingga terwujud Kabupaten Lebong yang indah dan asri,” tutur Bambang.

BACA JUGA:Bersama DLH dan Warga, Pelindo Tanam 450 Pohon di Pesisir Bengkulu

Sumber: