Banjir Halmahera Selatan, Ribuan Warga Mengungsi dan Balita Tewas
Banjir di Halmahera Selatan, Maluku Utara--Instagram/pmt.komdigi
RAKYATBENGKULU.COM – Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari menyusul banjir besar yang melanda wilayah tersebut.
Keputusan ini diambil setelah hujan berintensitas tinggi mengguyur selama beberapa hari terakhir dan menyebabkan ribuan warga terdampak serta seorang balita meninggal dunia.
Status tanggap darurat mulai diberlakukan sejak Minggu dini hari (23/6), guna mempercepat proses evakuasi dan penyaluran bantuan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa banjir melanda setidaknya enam kecamatan, yakni Bacan, Bacan Selatan, Gane Barat, Gane Timur, Gane Timur Selatan, dan Gane Barat Selatan.
BACA JUGA:Ratusan Driver Grab Bengkulu Gelar Aksi Damai di DPRD, Desak Revisi Kebijakan Aplikator
BACA JUGA:Melejitkan Cahaya Alami Kulit, Ini 5 Produk Lokal dengan Kandungan Mulberry yang Patut Dicoba!
“Sebanyak 4.182 Kepala Keluarga atau sekitar 13.965 jiwa mengungsi dari 15 desa terdampak. Selain itu, satu balita berusia dua tahun dilaporkan meninggal dunia akibat terseret arus, dan satu warga lainnya mengalami luka karena tersengat listrik,” ungkap Abdul, dikutip dari Antaranews.com, Senin (24/6).
Banjir juga merendam lebih dari 1.500 rumah.
Data BNPB mencatat 1.522 rumah terdampak, empat di antaranya rusak berat, tiga rusak ringan, serta dua jembatan rusak berat dan satu rusak ringan.
Sebuah bronjong sepanjang 40 meter turut mengalami kerusakan akibat derasnya arus banjir.
BACA JUGA:Juventus Perkasa, Tundukkan Wydad AC 4-1 dan Amankan Tiket ke 16 Besar Piala Dunia Antarklub
Ketinggian air bervariasi antara 20 hingga 150 sentimeter, yang membuat akses ke wilayah terdampak sangat terbatas.
Warga di beberapa lokasi hanya dapat dijangkau menggunakan perahu atau kendaraan khusus.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


