HONDA

Aktivitas Pelabuhan Pulau Baai Terganggu

Aktivitas Pelabuhan Pulau Baai Terganggu

 

BENGKULU – Aktivitas Pelabuhan Pulau Baai terganggu. Kapal besar tidak bisa masuk, sehingga harus menggunakan kapal tongkang akibat alur pelabuhan makin mendangkal. DGN Komersial PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Bengkulu, Cecep Taswandi menyampaikan badai beberapa waktu lalu membuat pendangkalan alur di Pelabuhan Pulau Baai menjadi semakin cepat.

Berdasarkan hasil asison per 8 April lalu untuk rata-rata masih di 8 LWS (Low Water Spring). "Saat ini untuk kapal besar sudah tidak bisa. Kecuali, sekarang ini yang bisa masuk kapal kapal Pertamina masih bisa. Karena masih di rata-rata 6 LWS. Sementara untuk kapal-kapal besar itu di 8 sampai 9 LWS. Jika sudah demikian maka kapal kapal itu menggunakan alternatif kapal tongkang untuk bongkar muatan," kata Cecep, saat ditemui di ruang kerjanya.

Saat ini meskipun kesulitan untuk langsung bersandar di pelabuhan. Namun, dapat dipastikan untuk pengangkutan barang atau muatan tetap berjalan. Hal ini juga, tidak berpengaruhi terhadap supplai Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bengkulu, namun hanya prosesnya lebih lama.

"Dengan dangkalnya alur ini, otomatis tidak bisa ada pergerakan kapal masuk. Sehingga saat ini melakukan shift to shift dari pakai kapal tongkang, ke tengah karena kapal besar tidak masuk. Untuk ambil muatan, dan tentunya ini biayanya lebih mahal," jelas Cecep.

Sehingga dengan dangkalnya alur ini, lanjutnya, berdampak pada pendapatan dari sisi pengusaha atau pemilik tambang. Untuk itu, ia menjelaskan hal ini juga terdampak pendangkalan ini, adalah pertama yang dirugikan itu adalah kapal kapal besar.

"Kedua, logistik cost nya lebih besar, karena tidak bisa derek dan sandar. Sehingga pertama harus sewa kapal lagi, keduanya, harus double handling untuk bongkar muatan," tukasnya.

Dijelaskannya, kondisi cuaca saat ini juga sangat berpengaruh, terhadap sandarannya kapal ini. Ia mencontohkan kemarin begitu badai di kawasan Pulau Baai. Diketahui yang biasanya pasir masuk ke alur itu 2500 kubik, dengan badai ini, menjadi 4000 kubik. Artinya cuaca sangat berpengaruh, terutama terhadap arus pasir yang masuk di pelayaran di Pulau Baai.

"Saat ini kita melakukan sonding terus, pengerukan. Makanya kapal Kalimantan itu stand by di sini, kapal keruk. Rencananya tanggal di akhir bulan ini akan ganti dengan kapal yang lebih besar lagi. Untuk pengerukan itu. Karena sekarang ini, antara debit pasir yang masuk dan yang keluar itu harus ditangani dengan kapal yang besar," jelas Cecep.

Untuk itu, dengan pendangkalan alur ini, menyebabkan tidak masuk kapal besar. Ini menyebabkan pengiriman hasil bumi di provinsi ini juga mengalami kendala. Karena di Bengkulu memiliki potensi sumber daya alamnya besar. Terutama batubara, terus ada juga minyak sawit.

Informasi diperoleh RB untuk mencukupi kebutuhan BBM di Provinsi Bengkulu, Pertamina mengangkut BBM melalui jalur darat. “Sejak kapal gak bisa masuk, sekarang kembali jalur darat,” kata sumber RB. Namun hingga tadi malam pihak Pertamina belum bisa dikonfirmasi.

Pengamat Ekonomi Universitas Bengkulu yang kini Rektor Universitas Dehasen Prof. Dr. Kamaludin, SE, MM menegaskan BBM adalah penggerak moda transportasi tentunya punya efek berantai terhadap geliat ekonomi. ‘’Kelangkaan membuat transportasi menjadi mandek dan mahal, ‘’jelasnya kepada RB. Tentu dampak selanjutnya jika kelangkaan berlangsung lama akan berdampak pada harga-harga , apalagi menjelang Idul Fitri tentu akan memperburuk  situasi.

Terkait pendangkalan alur ini, Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu, Sumardi juga menyoroti. Menurutnya, memang sudah menjadi karakter Pelabuhan Bengkulu. Ketika pasir masuk ke alur Pelabuhan Pulau Baai, sehingga apabila tidak ditangani penanggulangannya, maka tahun ini dikeruk maka tahun depan dilakukan pengerukan lagi.

"Apalagi arus dalam ombak itu sangat kencang. Artinya sepanjang bridge water, penahan airnya tidak diperpanjang. Dan di samping kiri bridge water itu ada lubang untuk penyanggah apabila ada pasir pasir masuk. Kalau  bridge water dan penyanggahnya itu tidak juga beres maka terjadi pendangkalan setiap tahun sekali," sampainya.

Artinya kapal kapal yang masuk itu diatas 50.000 ton. Lanjut Sumardi, oleh sebab itu, disana menggunakan kapal tongkang untuk angkutnya. Yang mengakibatkan penambahan cost." Ini lah karakter pelabuhan kita, beda dengan pelabuhan teluk Bayur yang memang tercipta dari alam. Kalau tidak maka pelabuhan kita itu high cost di bidang alur," tutupnya. (war/iks)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

"
"