PGRI: KBM Daring Kurang Efektif
BENGKULU - Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara dalam jaringan (Daring) atau online di Kota Bengkulu kembali diperpanjang. Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bengkulu memastikan pelaksanaan KBM secara tatap muka belum akan dilaksanakan hingga 16 Agustus mendatang.
Hal ini mengingat kasus pandemi Covid-19 di Kota Bengkulu masih cukup tinggi. Selain itu, juga bertujuan untuk mengurangi mobilitas di sekolahan. Meskipun begitu, kepastian terkait jadwal dimulainya KBM secara tatap muka masih akan dibahas terlebih dahulu.
“Jangan serta merta karena PPKM selesai langsung sekolah tatap muka, tapi kan kita lihat situasinya dahulu. Jadi pembelajaran secara daring kembali diperpanjang hingga 16 Agustus mendatang,”sampai Plt Kepala Disdik Kota Bengkulu, Zainal Azmi, M.Pd.
Zainal juga menambahkan, pihaknya telah menyiapkan berbagai skema nantinya dalam menyukseskan pembelajaran di sekolah. Mulai dari skema pembelajaran secara daring, tatap muka terbatas hingga tatap muka penuh. Namun untuk menerapkannya, pihaknya masih perlu berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Kota Bengkulu dalam melihat situasi pandemi Covid-19.
Jika memang memungkinkan, maka pelaksanaan KBM tatap muka akan bisa dilangsungkan terlebih dahulu di sekolah-sekolah tertentu. “Nanti, kita masih akan melihat situasi dahulu, yang jelas jika memang sudah membaik kondisinya akan kembali dilakukan secara tatap muka,” lanjut Zainal.
Selain itu Kepala SMPN 1 Kota Bengkulu, Idiarman MPd mengaku memang saat ini semua pihak harus mengedepankan kesehatan. Itu lantaran pandemi Covid-19 di Kota Bengkulu masih cukup tinggi dan harus membuat semua pihak lebih waspada. Oleh karena itu, jalan terbaik yakni memang mengurangi mobilitas terutama dilingkunan sekolah. Pihaknya kembali menyambut baik pembelajaran sistem daring demi kesehatan bersama.
Meskipun begitu, memang ia mengakui adanya dampak positif dan negatifnya dari pembalajaran secara daring. Yakni seperti kurangnya interaksi langsung antara murid dan para guru serta pengawasan saat pembelajaran yang kurang.
“Tapi karena memang situasinya sedang begini, jadi pembalajaran secara daring memang masih perlu dilaksanakan, kita menyambut baik hal tersebut,” ungkap Idiarman.
Sementara itu, Sekretaris PGRI Kota Bengkulu, Mukhtarimin MPd.Mat mengakui memang ada banyak dampak negatif dari pelaksanaan KBM secara daring. Pada awalnya, pembelajaran secara daring ini bisa dikatakan para siswa dan guru serta orangtua dihantui rasa ketakutan akan pandemi Covid-19.
Namun setelah satu tahun lebih berjalan, rasa tersebut sudah berubah menjadi kejenuhan. Artinya memang peneraan KBM secara daring sudah tidak efektif lagi. Selain itu, kebanyakan juga dijumpai para siswa itu bukan belajar namun juga menghabiskan waktunya dengan bermain.
“Dipaksanakan lagi daring tentu kejenuhan yang mendominasi, memang sudah tidak efektif karena sudah kelamaaan,” lanjutnya.
Maka dari itu, terkait adanya informasi kebijakan dari pemerintah memperbolehkan penerapan KBM secara tatap muka maka perlu dilaksanakan. Meskipun dilaksanakan secara terbatas, namun itu lebih baik dibandingkan tetap melaksanakannya secara daring. Pihaknya berharap bisa segera kembali dilaksanakan KBM secara tatap muka di Kota Bengkulu ini.
“Iya secepatnya saya berharap, karena memang daring sudah tidak lagi efektif, tapi tetap harus mengedepankan prokes,” tutupnya. (cup)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: