Unik! Suku Yap yang Hidup di Kepulauan Samudera Pasifik, Punya Mata Uang 'Batu' Terbesar di Dunia
Unik! Suku Yap yang Hidup di Kepulauan Samudera Pasifik, Punya Mata Uang 'Batu' Terbesar di Dunia--Foto: Facebook.com/Yunan Anshory
BACA JUGA:Unik! Ternyata di Indonesia Ada Sebuah Desa yang Dijuluki Desa Paling Kesiangan
Palau yang terletak sekitar 400 km sebelah barat daya Yap, yang membutuhkan waktu lima hari mengarungi lautan berbahaya dengan kano bercadik.
Di Palau, orang Yap, mendapat izin dari pemimpin sekitar lalu mereka mulai menambang batu cadas.
Dengan menggunakan peralatan tangan yang seadanya, bahkan mereka memotong lempengan batu dari gua bawah tanah dan setelah itu memahat batu menjadi lempengan cakram.
Untuk membuat satu keping uang, lempeng batu tersebut dipalu dan dipahat sampai berbulan-bulan dan kadang juga sampai bertahun tahun.
BACA JUGA:Unik! Ada Ular Raksasa Siluman Terbesar di Dunia yang Telah Membatu, Kini Jadi Spot Destinasi Baru
Lubang dibuat, seterusnya batu dapat diangkut ke pantai dengan galah yang kuat. Di Sana uang yang baru dipahat, dimuatkan ke kano atau rakit bambu.
Untuk membawa potongan batu yang besar para pekerja mendirikannya di air. Kemudian, membuat rakit besar di sekitarnya.
Dengan layar yang ditiup angin dan didayung yang dikayuh kuat, mereka mendorong rakit untuk mengangkut harta yang baru dipahat itu kembali ke Yap.
Semua pekerjaan itu dilakukan dengan tangan dan prosesnya berbahaya. Sebenarnya banyak orang yang terluka dan bahkan ada yang tewas sewaktu memotong dan memindahkan potongan batu yang besar ke daratan.
BACA JUGA:Bukan Hanya Durian Gundul, Inilah 5 Jenis Durian Unik yang Ada di Indonesia
Dan pelayaran untuk kembali ke Yap juga berbahaya. Uang batu yang terlihat di dasar laut sekeliling pulau Yap dan Palau membuktikan bahwa tidak semua uang dan orang yang mengangkutnya ke Yap kembali dengan selamat.
Namun, uang yang tenggelam itu milik seseorang di Yap dan nilainya sama dengan cakram batu yang di darat.
Setelah melakukan transaksi berbisnis sehingga rai atau uang batu itu berpindah tangan, si pemilik baru umumnya meninggalkan batu-batu tersebut di tempatnya semula.
Banyak yang masih berada di tempat aslinya selama puluhan tahun, bahkan ada yang berada di tempat yang jauh dari rumah pemiliknya yang sekarang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: