Sejarah Kopi ! Kopi Jawa Arabika Musnah, Belanda Rugi Besar, Terancam Pailit
Sejarah Kopi ! Kopi Jawa Arabika Musnah, Belanda Rugi Besar, Terancam Pailit--DOK/RB
BACA JUGA:Dianggap Tak Berguna Ternyata Ampas Kopi Bisa Jadi Pupuk Tanaman, Begini 2 Cara Pembuatannya
Budidaya kopi di Pulau Jawa berkembang pesat dan sangat menguntungkan Belanda. Terutama atas ide Gubernur Jenderal van den Bosch dan Daendels yang menerapkan sistem tanam paksa. Rakyat dipaksa menanam kopi, kemudian hasilnya diserahkan kepada Belanda.
Awalnya kebun kopi sebagian besar berada di wilayah Priangan. Kemudian dikembangkan pula ke Jawa Timur dan Jawa Tengah. Perkebunan di lereng-lereng Gunung Semeru, Tengger dan Kawi menjadi sasaran. Banyak hutan-hutan ditebang untuk dijadikan perkebunan kopi. Malang Jawa Timur berhasil dan menjadi sentra kopi Jawa. Madiun juga merupakan kawasan kopi yang penting.
BACA JUGA:Peyek Daun Kopi Khas Bengkulu, Ide Usaha Kreatif dari Masyarakat Desa Batu Ampar
BACA JUGA:Termahal di Dunia, Kopi Black Ivory Berasal dari Fermentasi Kotoran Gajah
Sejak tahun 1711 pengiriman biji kopi ke Belanda dari Pulau Jawa dilakukan secara rutin dalam jumlah yang banyak. Kopi dari Pulau Jawa itu langsung popular di Eropa Barat dengan sebutan ‘’Java Koffie’.
Kopi Jawa sangat disukai karena kualitasnya yang terbaik. Tercatat, di awal abad ke-18, setiap tahun Belanda mengirimkan 60 Ribu Ton Kopi dari Pulau Jawa.
BACA JUGA:Lebih Mahal dari Kopi Luwak, Kopi dari Kotoran Burung Langka Ini Harganya Capai Rp3,4 Juta per Kilo
BACA JUGA:Secangkir Kopi Pagi Hari, Bisa Tingkatkan Kewaspadaan dan Konsentrasi, Turunkan Risiko Alzheimer
Junghuhn memberikan gambaran yang jelas tentang kebun kopi di Jawa dalam tulisannya bertahun 1853, ‘’Java, zijn gedaante, zijn plantengroei en inwendige bouw”. Kopi telah memberi warna budaya baru di Jawa. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: