HONDA

Peyek Daun Kopi Khas Bengkulu, Ide Usaha Kreatif dari Masyarakat Desa Batu Ampar

Peyek Daun Kopi Khas Bengkulu, Ide Usaha Kreatif dari Masyarakat Desa Batu Ampar

Peyek Daun Kopi Khas Bengkulu, Ide Usaha Kreatif dari Masyarakat Desa Batu Ampar--Badri/rakyatbengkulu

KEPAHIANG, RAKYATBENGKULU.COM - Makanan khas yang sering dijumpai saat lebaran Idul Fitri yakni rempeyek atau dikenal dengan peyek kacanng. Namun, agak berbeda jika peyek ini dibuat dari daun kopi muda. Tentu akan menghadirkan cita rasa khas.

Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Desa Batu Ampar Kecamatan Ujan Merigi Kabupaten Kepahiang yang memanfaatkan daun kopi muda menjadi peyek. 

Inovasi ini dilakukan ditengah kondisi hasil produksi kopi yang tidak sebanding dengan luas lahan dan modal yang dikeluarkan petani kopi.

Hal itulah yang mendasari warga Desa Batu Ampar mulai mencari langkah lain guna peningkatan perekonomiannya.

BACA JUGA:Pencuri Buah Kopi Diamankan, Anggota BPD dan Linmas yang Ikut Terlibat Masih Buron, Polisi Minta Serahkan Diri

Yakni dengan mengoptimalkan hasil pertanian kopi dengan memproduksi cemilan rempeyek daun kopi.

"Bahkan saat ini sudah hampir 3 tahun warga Desa Batu Ampar mulai memproduksi rempeyek daun kopi, dan produksinya pun sudah mencapai hampir 2.000 pack yang dijual dengan harga Rp5.000 per pack atau bungkusnya, dan dijual di seputaran Provinsi Bengkulu," ungkap Kepala Desa Batu Ampar, Harwan Iskandar.

Dikatakan Harwan, luas lahan pertanian Desa Batu Ampar sekitar 791,4 hektare dengan 291 hektarenya adalah perkebunan kopi. Jadi di desanya memang memiliki banyak potensi pengelolaan tanaman kopi selain memproduksi biji dan bubuk kopi semata.

"Untuk promosinya rempeyek daun kopi ini melalui platform facebook desa, juga melalui website www.batuampar.desa.id dan toko online desa yakni www.toko.batuampar.id," terang Harwan.

BACA JUGA:Meresahkan! Pencuri Kopi di Rejang Lebong Diamankan, 3 Pelaku Lain Kabur

Adapun daun kopi yang dijadikan cemilan rempeyek ini adalah daun kopi tunas yang harus dilepas setiap bulannya, bukan tunas induk kopi. 

"Selain membuat rempeyek daun kopi, Desa Batu Ampar juga memproduksi cemilan lainnya seperti stik kecombrang dan stik rebung.

Sesuai namanya, cemilan ini dibuat berbahan dasar tanaman kecombrang dan rebung, yang dihaluskan dan kemudian dicampur dengan adonan tepung sagu dan terigu, kemudian digoreng dan dikemas," paparnya.

Sedangkan untuk mengolahnya yakni dimulai dari pemilihan daun kopi muda dari tunas air. Berikut lebar daun kopi dikumpulkan kemudian dicuci bersih dengan air mengalir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: