HONDA

Mitos yang Menyelubungi Gunung Slamet, Kenali Dulu Sebelum Mendaki, Dijuluki Atap Jawa Tengah

Mitos yang Menyelubungi Gunung Slamet, Kenali Dulu Sebelum Mendaki, Dijuluki Atap Jawa Tengah

Mitos yang Menyelubungi Gunung Slamet, Kenali Dulu Sebelum Mendaki, Dijuluki Atap Jawa Tengah--rakyatbengkulu.disway.id

Nama Slamet sendiri diartikan sebagai selamat, hal ini menunjukkan bahwa gunung tersebut telah dianggap sebagai sumber keamanan dan keselamatan bagi masyarakat di sekitarnya. Ada juga kepercayaan bahwa Gunung Slamet merupakan tempat yang angker dan dihuni oleh para makhluk halus.

Gunung Slamet tercatat pernah meletus pada tahun 2009 dengan lava pijarnya, namun para sesepuh di Bambangan mengklaim bahwa gunung tersebut sejak zaman kakek buyut mereka sampai saat ini tidak pernah meletus.

BACA JUGA:Soft Opening Yodan District II oleh Yodan Group: Mewujudkan Konsep Pariwisata Modern di Bengkulu

 

2. Larangan Saat Pendakian Gunung Slamet

Para pendaki harus mematuhi larangan dalam pendakian di Gunung Slamet, terutama terkait dengan cuaca yang ekstrem di bulan-bulan tertentu.

Pernah suatu kali ada kejadian tragis yang menimpa seorang pendaki yang nekat mendaki pada saat cuaca buruk dan pada akhirnya meninggal di puncak Gunung Slamet tersebut.

BACA JUGA:Cincin Pernikahan Harus Emas atau Tidak? Bagaimana Hukum Memakai Cincin dalam Islam? Ini Penjelasannya !

Mitos dan larangan dalam pendakian melibatkan aspek spiritual, seperti tidak boleh berbicara sembarangan, buang air kecil atau besar secara sembarangan, mengeluh, atau berbicara kasar. Selain itu, menyentuh lutut juga dilarang dalam pendakian Gunung Slamet.

Dimana para pendaki dilarang juga mendaki jika sedang mengalami menstruasi.apabila melanggar larangan tersebut, maka dapat memicu kemarahan makhluk halus dan berdampak buruk bagi si pendaki dan sekitarnya.

BACA JUGA:Berkilauan Warna Merah, Keindahan Pernak Pernik dalam Budaya Imlek, Penggunaan Warna Merah Menyerupai Api

 

3. Upacara Ruwat Bumi

Gunung Slamet merupakan tempat yang sakral bagi masyarakat Dusun Bambangan, di mana mereka melakukan upacara ruwat bumi setiap tahunnya pada bulan Sura dalam kalender Jawa. 

Tujuan utama upacara tersebut adalah untuk menciptakan keseimbangan antara manusia dan alam serta memberikan ketentraman serta keselamatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: