Pencetus Kontes Kecantikan Puteri Indonesia Mooryati Soedibyo Tutup Usia

BACA JUGA:Chandrika Chika Tertangkap Kepolisian di Hotel, Ini Pasalnya

Mooryati Soedibyo juga pernah menjadi Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Rakyat Periode 2004-2009, Presiden Direktur Mustika Ratu, dan salah satu pencetus ide kontes pemilihan Puteri Indonesia yang digelar setiap tahun.

Dia tercatat oleh MURI sebagai peraih gelar doktor tertua di Indonesia, dan sebagai "Empu Jamu". Dia juga masuk sebagai urutan nomor 7 dalam daftar 99 wanita paling berpengaruh di Indonesia 2007 versi majalah Globe Asia.

Cucu dari Sri Susuhunan Pakoe Boewono X dari Keraton Surakarta, dikenal karena minatnya dalam kecantikan, penggunaan jamu tradisional, dan kepeduliannya terhadap lingkungan keraton.

Sejak usia 3 tahun, tinggal di Keraton Surakarta telah memberinya kesempatan untuk menyerap budaya Jawa yang kaya.

BACA JUGA:Ingin Memulai Investasi dengan Modal yang Kecil? Simak di Sini Caranya dan Panduan Praktis untuk Pemula

Di sana, dia mengalami pendidikan yang kaya tradisi, menekankan pada etiket, seni tari klasik, musik tradisional Jawa, termasuk seni batik.

Serta, pengetahuan tentang tanaman obat-obatan tradisional, pembuatan jamu dan kosmetika dari bahan alami, serta bahasa dan sastra Jawa.

Pada tahun 1973, minatnya dalam jamu, yang sudah dimulainya sejak masa kecil, berkembang menjadi sebuah usaha.

Ramuan jamu Keraton Surakarta yang awalnya hanya dibagikan kepada teman-temannya, akhirnya menjadi sebuah bisnis yang sukses.

BACA JUGA:Serial Terbaru Karya Joko Anwar 'Nightmares and Daydreams' Tayang 14 Juni 2024, Bertabur Pemain Bintang

Produknya telah diekspor ke lebih dari 20 negara di seluruh dunia, termasuk Rusia, Belanda, Jepang, Afrika Selatan, Timur Tengah, Malaysia, dan Brunei.

Koleksi produknya mencakup lebih dari 800 item, mulai dari kategori balita hingga produk premium untuk berbagai kelompok usia.

Pada tahun 1992, dia memperkenalkan ajang Puteri Indonesia, yang menjadi gagasannya setelah menghadiri acara Miss Universe di Bangkok pada bulan Mei tahun itu.

Melalui pengalaman dan kesempatan berbagai seminar dan pameran internasional, dia merasa dorongan untuk memberdayakan wanita Indonesia agar percaya diri dalam kancah global.

Sumber: