Legenda Keramat Riak di Daerah Bengkulu, Tertulis Nisan Syekh Abdullatif
Legenda Keramat Riak di Daerah Bengkulu, Tertulis Nisan Syekh Abdullatif--Facebook/jejak sejarah bkl
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Ada salah satu legenda yang terkenal dan konon dipercaya nyata terjadi di daerah BENGKULU. legenda ini bernama Keramat Riak yang disebutkan tertulis nisan Syekh Abdullatif.
Makam Keramat Riak ini dipercaya adalah Syekh Abdullatif yang dikatakan oleh para pedagang Cina pada masa itu sebagai sosok kakek misterius yang menolong banyak awak kapal.
Kemudian diceritakan lebih lanjut mengenai legenda ini dikutip dalam reposito kemendikbud bahwa banyak pesan moral yang menceritakan legenda lama Keramat Riak ini.
Keramat Riak sendiri adalah cerita legenda di daerah Bengkulu yang mengisahkan seorang kakek tua yang taat beribadah dan menyukai menolong sesama makhluk.
BACA JUGA:Janji Setia Dilanggar dan Berakhir tragis, Kisah Legenda Siamang Putih di Sumatera Barat
Tentunya tidak ada yang mengetahui siapa sebenarnya kakek tua misterius ini dengan memegang tongkat kayu dan menyampirkan jala emas di pundaknya.
Meskipun cerita ini melegenda namun ajaran kehidupan perlu diteladani oleh Keramat Riak dari daerah Bengkulu ini untuk menjadi acuan bahwa hidup harus saling membantu satu sama lainnya.
Begini kisah dari legenda Keramat Riak ini yang dipercaya seseorang yang bernama Syekh Abdullatif yang konon katanya menjelma menjadi sosok yang penolong.
Dikisahkan pada zaman dahulu seorang kakek tua yang senang sekali mengendong sebuah jala yang melewati pendopo kerajaan Keramat Riak yang begitu tampak lelah.
BACA JUGA:Kopi 1001, Kopi Legendaris Masyarakat Bengkulu dengan Cita Rasa yang Khas
Kakek tersebut berniat untuk beristirahat di depan pendopo istana, terlihat dua prajurit yang menjaga ketat kerajaan. Saat istirahat kake tidak lupa membawa serta jala emasnya.
Tentunya seketika jala emas itu bercahaya ketika terpapar sinar matahari sehingga menarik perhatian dari para perajurit yang menjaga tersebut sehingga tampak indah berkilau.
Kemudian mereka menanyakan kepada kakek tersebut, "Kakek baru pulang mencari ikan ya? Jala milik Kakek bagus sekali, terlihat berkilau dari kejauhan.”
Kakek dengan ramah menjawab, “Iya, Tuan! Ini jala warisan orang tua Kakek setiap hari Kakek menggunakannya untuk mencari ikan bolehkah Kakek menumpang shalat di pendopo istana?”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: