Pola Asuh Otoriter: 4 Tanda Orangtua Terlalu Keras dalam Mendisiplinkan Anak
4 tanda orangtua terlalu keras dalam mendisiplinkan anak masuk dalam pola asuh otoriter.--freepik.com
Namun sebaliknya, jika kamu terlalu sering mengomel justru dapat membuat anak takut untuk melakukan sesuatu.
Dan ini akan berdampak di kemudian hari, anak akan menjadi sulit untuk mandiri dan kurang kreatif.
Ubah Pola Asuh dari Otoriter Menjadi Otoritatif
Pola asuh anak yang terlalu keras atau otoriter seperti yang dijelaskan pada contoh di atas, diketahui dapat memberikan dampak buruk terhadap kepribadian anak.
Oleh sebab itu, kamu sebagai orang tua harus lebih hati-hati lagi dalam mendidik Si Kecil.
BACA JUGA:Memperkuat Hubungan dengan Anak : 5 Alasan Membiarkan Anak Memilih Pakaian Sendiri
Sebaiknya kamu mulai meninggalkan pola asuh otoriter yang cenderung membuat anak stres menjadi pola asuh otoritatif atau demokratis.
Karena menurut beberapa penelitian, anak dari orang tua bertipe otoriter cenderung lebih mudah depresi dan rendah diri.
Sementara anak yang dibesarkan dalam pola asuh otoritatif cenderung dapat mengendalikan diri dan lebih percaya diri.
Berikut ini merupakan ciri-ciri pola asuh otoritatif yang perlu kamu ketahui:
- Mendorong anak untuk mengekspresikan pendapat dan mendiskusikan pilihan si Kecil.
BACA JUGA:Stop Membandingkan Anak: Ini 7 Dampak Anak yang Sering Dibandingkan-Bandingkan
- Menyesuaikan ekspektasi sesuai dengan kondisi dan situasi anak.
- Menerima dan mendengarkan argumentasi anak meski kamu sebenarnya tidak selalu sepakat.
- Memberi hukuman pada si Kecil yang disertai dengan penjelasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: