BANNER KPU
HONDA

Tradisi Unik Pernikahan Setiap Daerah yang Banyak Belum Diketahui, Nomor 2 Paling Aneh

Tradisi Unik Pernikahan Setiap Daerah yang Banyak Belum Diketahui, Nomor 2 Paling Aneh

Nomor 2 paling aneh, ini dia tradisi unik pernikahan setiap daerah yang banyak belum diketahui.--Instagram/Bapak2id

Kepercayaan ini terus berkembang hingga saat ini meskipun sedikit aneh tapi keunikan yang terjadi turun temurun ini selalu dilestarikan oleh masyarakat suku Tidung.

3. Tradisi piring terbang

Berbeda dengan tradisi pernikahan lainnya di daerah Solo Raya kamu akan dijamu makanan dengan piring terbang yang dinamakan ladosan dahar sebagai tamu undangan cukup duduk manis.

BACA JUGA:Pelayanan Sempat Terhenti, 13 Dokter Demo Perubahan Sistem di RSUD Arga Makmur Bengkulu Utara

Apalagi takut tidak mendapatkan makanan karena sudah ada tradisi piring terbang tidak perlu mengantri ataupun hilir mudik untuk mendapatkan makanan karena akan ada orang-orang yang memberikan makanan kepada tamu.

Hebatnya urutan keluarnya sangat berurutan diantaranya snack, makanan berat, sup, hingga es di mana tradisi prasmanan dianggap sebagai tradisi yang kurang menghargai tamu.

4. Melamar pihak laki-laki

Biasanya untuk lamaran pihak laki-laki yang datang kepada pihak perempuan dalam tradisi adat lainnya berbeda di Minangkabau ada tradisi bahwa perempuan lah yang melamar pihak laki-laki.

Di mana Masih berkaitan dengan kuatnya sistem matrilineal pada saat lebaran tersebut di Sumatera Barat pihak perempuan lah yang memberikan segala hantaran untuk pihak laki-laki.

BACA JUGA:Ini Dia Cara Membuat Plat Kendaraan dengan Nomor Cantik, Ketahui Persyaratannya!

Sistem kekerabatan matrilineal ini merupakan garis keturunan dari ibu bukan pada ayahnya maka dari itu wanita sangat berkuasa terhadap lelaki di sana maka dari itu dalam sistem pernikahan wanita lah yang melamar laki-laki.

5. Adol Dawet

Adol dawet atau bisa dikatakan menjual dawet hal ini seringkali dilakukan oleh serangkaian adat Jawa pada saat resepsi pernikahan seolah kedua orang tua melakukan jualan dawet.

Tentunya membayarnya tidak menggunakan uang namun menggunakan koin atau pecahan genting untuk mendapatkan makanan dawet ini yang sudah disediakan oleh keluarga mempelai.

Ini sebagai simbol kebahagiaan dan kehidupan yang lancar bagi kedua mempelai yang sudah melaksanakan pernikahan dalam resepsi tersebut seringkali masyarakat adat Jawa menggunakannya sebagai tradisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber