Duka di Tengah Banjir, Balita Terseret Arus Setelah 2 Hari Ditemukan Tak Bernyawa

Proses evakuasi oleh Tim Search and Rescue (SAR) gabungan pencarian balita yang terseret arus banjir Di Samarinda--Facebook/Kaltim Today
RAKYATBENGKULU.COM – Suasana duka menyelimuti Kelurahan Bukit Pinang, Samarinda, Kalimantan Timur.
Seorang balita laki-laki, Nabil Sarim (2), yang sebelumnya dilaporkan hilang terseret arus banjir, akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia oleh Tim Search and Rescue (SAR) gabungan, Selasa (14/5).
Korban ditemukan dalam radius sekitar 20 meter dari lokasi awal kejadian di Gang Saka, Jalan P. Suryanata, setelah dua hari proses pencarian intensif.
Komandan Regu Operasi SAR, Riqi Efendi, menyampaikan belasungkawa atas musibah yang menimpa keluarga korban.
BACA JUGA:Pemkab Kaur Turunkan Tim dengan Tembak Bius, Perang Serius Lawan Ternak Liar Dimulai
BACA JUGA:Siswi SMAN 3 Seluma 'Teratika Genisa Aliyah' Lolos Seleksi Nasional Paskibraka, Pemkab Apresiasi
“Kami turut berbela sungkawa dan berdoa agar keluarga diberi ketabahan. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah dua hari pencarian oleh unsur SAR gabungan,” ujar Riqi di Samarinda dikutip dari AntaraNews.com.
Menurutnya, pencarian berlangsung menantang karena arus sungai yang deras dan air yang sangat keruh, namun berkat kerja sama berbagai unsur SAR dan masyarakat, korban akhirnya berhasil ditemukan.
“Kami dari Basarnas dan seluruh potensi SAR yang terlibat mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan keluarga yang turut membantu. Dengan ditemukannya korban, maka operasi SAR dinyatakan selesai dan seluruh personel dikembalikan ke satuan masing-masing,” lanjutnya.
Sebelumnya, Kepala Kantor SAR Balikpapan, Dody Setiawan, menjelaskan bahwa pencarian dilakukan secara manual menyusuri bantaran sungai ke arah hilir.
BACA JUGA:Pemkab Tak Intervensi, Penanganan Dugaan Pungli Terminal Pasar Kepahiang Diserahkan Penuh ke Polisi
BACA JUGA:Nggak Cocok Kafein? Ini Minuman Pengganti Kopi yang Bikin Melek dan Tetap Produktif
Kondisi sungai yang sempit menyulitkan penggunaan perahu karet, sehingga pencarian harus dilakukan dengan cara tradisional.
Tragedi ini bermula pada Senin (12/5) pukul 14.21 WITA, usai hujan deras melanda wilayah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: