HONDA

Wabah Ngorok di Mukomuko, Minimnya Respons Peternak Hambat Upaya Penanggulangan

Wabah Ngorok di Mukomuko, Minimnya Respons Peternak Hambat Upaya Penanggulangan

Wabah Ngorok di Mukomuko, Minimnya Respons Peternak Hambat Upaya Penanggulangan--Foto KORANRB.ID

RAKYATBENGKULU.COM - Penyebaran penyakit Septicaemia Epizootica (SE), atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit ngorok, masih menjadi ancaman serius bagi ternak kerbau di Kabupaten Mukomuko

Meski upaya penanganan telah dilakukan sejak dini oleh Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mukomuko, wabah ini belum sepenuhnya terkendali.

Dinas pertanian setempat menyoroti rendahnya kepatuhan peternak terhadap imbauan untuk mengandangkan hewan ternak mereka serta minimnya partisipasi dalam program vaksinasi yang telah disediakan. 

Hal ini menjadi salah satu penghambat utama dalam menghentikan penyebaran penyakit mematikan tersebut.

BACA JUGA:Live Streaming Berujung Maut, Influencer Valeria Marquez Tewas Ditembak

BACA JUGA:Diperiksa Polisi, Roy Suryo Dicecar 26 Pertanyaan soal Ijazah Jokowi

“Jika ternak terjangkit, segera kandangkan dan hubungi kami untuk mendapatkan perawatan medis. Sedangkan hewan ternak yang belum dikandangkan khususnya kerbau segera kandangkan sebelum terlambat untuk divaksinasi,” tegas Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Mukomuko, drh. Diana NurwahyunI.

Diana menjelaskan, SE merupakan penyakit yang sangat cepat menular dan memiliki tingkat kematian tinggi jika tidak segera ditangani. 

Ia juga menyebutkan bahwa keterbatasan sumber daya manusia (SDM) serta luasnya wilayah penyebaran turut menyulitkan upaya medis di lapangan.

“Wabah ini hanya melanda Kecamatan Ipuh dan Kecamatan Teramang Jaya, tidak menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Mukomuko. Sebagian besar ternak yang sudah dikandangkan di dua kecamatan tersebut sudah divaksinasi,” ujarnya.

BACA JUGA:Honorer di Mukomuko Bakal Dirumahkan, PGRI: Berdampak Terhadap Tenaga Pendidik

BACA JUGA:Petani Sayur di Rejang Lebong Simpan Sabu, Jual Sekaligus Sediakan Tempat Pakai

Menurut data Distan, wabah SE awalnya muncul di wilayah Bengkulu Selatan, sebelum menyebar ke Mukomuko. 

Saat itu, pihak Distan bergerak cepat dengan mengajukan permintaan bantuan vaksin ke Dinas Peternakan Provinsi Bengkulu dan menerima 1.200 dosis vaksin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: