Dugaan Korupsi Chromebook Rp9,9 Triliun, Nadiem Diperiksa, Kejagung Telusuri Peran

Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim--Instagram/katadatacoid
RAKYATBENGKULU.COM – Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, menjalani pemeriksaan perdana sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek.
Pemeriksaan ini dilakukan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait proyek pengadaan tahun 2019–2022 yang menghabiskan anggaran nyaris Rp10 triliun.
Nadiem yang juga mantan CEO Gojek itu hadir di Gedung Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Jakarta, Senin (23/6), sekitar pukul 09.10 WIB.
Ia datang dengan mengenakan kemeja krem, celana panjang hitam, dan membawa tas jinjing hitam, ditemani oleh empat orang kuasa hukum.
BACA JUGA:Ratusan Driver Grab Bengkulu Gelar Aksi Damai di DPRD, Desak Revisi Kebijakan Aplikator
BACA JUGA:Melejitkan Cahaya Alami Kulit, Ini 5 Produk Lokal dengan Kandungan Mulberry yang Patut Dicoba!
Saat ditanya awak media mengenai dokumen atau materi pemeriksaan, Nadiem hanya tersenyum dan enggan memberikan komentar.
Pemeriksaan ini merupakan bagian dari upaya penyidik untuk mendalami dugaan penyimpangan dalam proyek pengadaan laptop berbasis sistem operasi Chrome (Chromebook) di lingkungan Kemendikbudristek.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, menyatakan bahwa penyidik ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan dan keterlibatan Nadiem dalam proses pengadaan tersebut.
“Nanti akan ditanyakan bagaimana prosesnya, bagaimana pengetahuan yang bersangkutan terhadap hal ini, dan tentu kami akan melihat apakah ada peran yang bersangkutan dalam pelaksanaan pengadaan,” ujar Harli, dikutip dari Antaranews.
BACA JUGA:Juventus Perkasa, Tundukkan Wydad AC 4-1 dan Amankan Tiket ke 16 Besar Piala Dunia Antarklub
Harli mengungkapkan, ada dugaan pemufakatan jahat yang melibatkan sejumlah pihak yang mengarahkan tim teknis untuk membuat kajian yang seolah mendukung penggunaan Chromebook, padahal sebelumnya sudah ada hasil uji coba yang menunjukkan ketidakefektifan perangkat tersebut.
“Padahal, uji coba 1.000 unit Chromebook oleh Pustekom pada 2019 menunjukkan hasil yang tidak efektif. Tim teknis bahkan merekomendasikan sistem operasi Windows,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: