Dengan merekayasa nilai siswa tersebut menjadi peringkat 2, otomatis menggeser peringkat semua siswa-siswi MIPA SMAN 5 Kota Bengkulu. Mulai dari peringkat 2 dan 3 hingga seterusnya yang telah belajar dengan giat berjuang mendapatkan nilai terbaik. Ternyata dipotong saat pihak sekolah memasukan data nilai siswa di PDSS.
BACA JUGA:Lancarkan Pencernaan dengan Konsumsi Buah Sirsak, Ini 6 Manfaat Lainnya untuk Kesehatan Tubuh
BACA JUGA:Jeroan vs Kacang, Mana yang Lebih Berbahaya bagi Penderita Asam Urat?
Semestinya untuk peringkat 2 ditempati oleh siswa inisial IWS dengan nilai total rata-rata mata pelajaran rapor semester I sampai V mencapai 93,36. Lalu peringkat 3 ada HSNA dengan total nilai rata-rata 92,36.
Diduga tidak hanya nilai satu atau dua siswa saja sengaja direkayasa untuk didongkrak saat penginputan PDSS oleh pihak sekolah. Seperti siswa inisial MRP yang peringkat rata-rata nilai rapor selalu masuk 3 besar di kelas XII MIPA 7. Adapun nilai rata-rata 90,85.
Di PDSS MRP harus menelan pil pahit karena harus terpental di peringkat 41. Sementara salah satu siswa juga di kelas XII MIPA 7 yang selalu tidak masuk lima besar berada di peringkat 24 saat pengisian PDSS oleh pihak SMAN 5 Kota Bengkulu.
Bila nilai siswa ini tidak direkayasa, maka akumulasi nilai rata-rata hanya 89,14. Masing-masing semester I 82 semester II 84,80, semester III 88,50, semester IV 90,43 dan semester V bila diasumsikan mendapat nilai tertinggi 100.
Dugaan kecurangan pengisian nilai di PDSS tersebut rupanya juga sudah tercium oleh sejumlah orang tua siswa SMAN 5 Kota Bengkulu.
BACA JUGA:25 Ucapan Menyambut Ramadhan 2024 yang Penuh Doa dan Menyentuh Hati
BACA JUGA:8 Cara Sederhana Mengatasi Bau Badan, Bukan Cuma dengan Deodoran
Kedua orang tua ini merupakan wali murid dari dua siswi yang seharusnya menduduki peringkat 2 dan 3 di daftar peringkat eligble SMAN 5 Bengkulu. Namun, tiba-tiba turun di posisi 3 dan 4.
Salah satu wali siswi Widodo menerangkan kejadian dugaan rekayasa nilai di SMAN 5 Bengkulu diketahui bermula pada tanggal 12 Februari 2024 lalu.
Diceritakan Widodo, pada tanggal 12 Februari 2024 itu, anaknya masih berada di peringkat 2 pada perangkingan eligible SMAN 5 Bengkulu.
Kemudian, pada tanggal 13 Februari 2024, anaknya mendapat kabar bahwa sudah turun pada posisi ke 3 pada perangkingan eligible tersebut.
“Saat saya melihat anak saya berada di posisi ketiga, saya tidak yakin. Akhirnya saya mendatangi kepala sekolah dan menemui guru-guru yang berkepentingan disitu,” terangnya.
BACA JUGA:BSI Gadai Emas, Nilai Taksir Tinggi dan Prosesnya Cepat, Berikut Cara, Syarat dan Ketentuannya !