RAKYATBENGKULU.COM - Tradisi Sekaten adalah sebuah tradisi yang digelar setiap tahun di Yogyakarta dan Surakarta untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Tradisi ini berasal dari zaman Kesultanan Demak pada abad ke-15 dan 16, yang kemudian dilanjutkan oleh kerajaan-kerajaan Islam di Jawa.
Meskipun inti dari Sekaten adalah peringatan Maulid Nabi, praktik dan tradisi yang ada di dalamnya telah bercampur dengan budaya Jawa.
Termasuk unsur-unsur musik gamelan, pasar malam, dan berbagai ritual lainnya.
BACA JUGA:Mengenal 7 Tradisi Tak Lazim di Indonesia, Ritual yang Memiliki Nilai Budaya
BACA JUGA:Pasangan Gusnan-Paman Ii Resmi Daftar Pilbup Bengkulu Selatan dengan Atribut Tradisional Serindak
Pandangan Islam Terhadap Sekaten
Pandangan Islam mengenai Sekaten bisa dipahami dari beberapa perspektif, yaitu:
1. Perspektif Positif
- Memperingati Maulid Nabi: Dari segi tujuan, tradisi Sekaten dianggap positif karena bertujuan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Yang dalam banyak tradisi Islam dianggap sebagai momen penting untuk mengenang ajaran dan kebaikan Rasulullah.
BACA JUGA:Mengenal Lupis, Jajanan Tradisional dengan Kelezatan yang Tak Boleh Dilewatkan
BACA JUGA:Turnamen Panahan Tradisional Meriahkan HUT ke-79 Kemerdekaan RI di Rejang Lebong
- Media Dakwah: Sultan-sultan Islam di Jawa pada masa lalu menggunakan tradisi Sekaten sebagai sarana dakwah untuk menyebarkan Islam di kalangan masyarakat Jawa.
Yang pada saat itu masih banyak dipengaruhi oleh ajaran Hindu-Buddha.