Dampak ekonomi program MBG juga terasa kuat di tingkat lokal. Sebanyak 1.833 tenaga kerja terserap di 39 SPPG wilayah kota, belum termasuk para petani, peternak, dan pelaku usaha di sektor hulu.
Setiap SPPG menggandeng sedikitnya 15 pemasok lokal, melibatkan sekitar 585 UMKM dan supplier lokal dalam rantai pasok bahan pangan.
BACA JUGA:28 Desa Mandiri di Mukomuko, Pencapaian Positif dalam Pemberdayaan Desa
BACA JUGA:Kemenperin Tekankan 3 Aspek Utama dalam Standar Kawasan Industri untuk Daya Saing
Dengan dana operasional mencapai Rp1 miliar per SPPG per bulan, sekitar 85 persen di antaranya dibelanjakan untuk produk pertanian lokal, menjadikan program ini sebagai penggerak ekonomi masyarakat Bengkulu.
“Artinya, uang yang berputar melalui MBG sebagian besar kembali ke masyarakat ke petani, pengolah bahan pangan, dan pelaku UMKM di Bengkulu,” ungkap Gloria.
Walikota Dedy berharap, kombinasi antara ketatnya pengawasan mutu makanan dan dampak ekonomi yang diciptakan dapat menjadikan Bengkulu sebagai model sukses pelaksanaan MBG yang aman, bergizi, dan berkelanjutan di tingkat nasional.