10 Siswa SD Dikeluarkan dari Kelas Lantaran Tak Bawa Bekal, PGRI Angkat Suara

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Sebuah insiden yang berawal dari hal sepele, kini berkembang menjadi pelajaran besar bagi dunia pendidikan di Bengkulu Tengah. 

Keputusan seorang guru SDN 3 Kabupaten Bengkulu Tengah untuk melarang 10 siswanya mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) karena tidak membawa bekal, menuai sorotan tajam dari masyarakat dan bahkan memantik perhatian Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Reaksi keras datang dari orang tua murid yang tidak terima anak-anak mereka diperlakukan demikian.

 Mereka menilai alasan tidak membawa bekal tidaklah cukup untuk membuat siswa dikeluarkan dari kelas selama sehari penuh.

BACA JUGA:PKL Terminal Pasar Kepahiang Mundur Teratur, Pilih Cari Tempat Sendiri

BACA JUGA:Menuju Mukomuko Bebas TBC 2026: 6 Desa Bergerak, Dana Desa Disulap Jadi Senjata Pemberantas Tuberkulosis

"Tentu saya tidak terima dengan keputusan guru tersebut. Apalagi membawa bekal ke sekolah bukanlah suatu kewajiban anak. Kalau anak saya nakal atau tidak mengerjakan PR boleh dihukum seperti itu," tegas orang tua siswa, Azmi Kartika.

Gelombang protes pun menyeruak ke grup WhatsApp sekolah. 

Tak ingin situasi memanas, pihak sekolah segera merespons.

"Kami menyampaikan protes melalui grup WA. Makanya akhirnya kami diajak rapat dan membahas persoalan ini," lanjut Azmi.

Situasi memanas ini segera direspon oleh pihak sekolah.

BACA JUGA:Pelarian Terhenti di Subang: Pelaku Pembunuhan Wanita Muda di Bekasi Ditangkap Polisi

BACA JUGA:Siap Menuju Tanah Suci, CJH Bengkulu Utara Diberangkatkan 9 Mei: Semua Fasilitas Ditanggung Pemkab 

Kepala SDN 3, Basoeki Rahmat menjelaskan bahwa pihak sekolah telah menggelar rapat bersama orang tua murid dan guru untuk menyelesaikan masalah ini.

Sumber: