HONDA

Indikasi Calo PPPK: Setoran Rp 100 Juta Buat PPPK Hanya Bercanda, Tapi Ada Kuitansi Pinjaman

Indikasi Calo PPPK: Setoran Rp 100 Juta Buat PPPK Hanya Bercanda, Tapi Ada Kuitansi Pinjaman

ARGA MAKMUR – Menyeruaknya indikasi permainan calo yang mengaku bisa meluluskan PPPK guru di Bengkulu Utara (BU) dengan menyetorkan uang Rp 70 – 100 juta, menuai tanda tanya besar. Bahkan Ketua Komisi I menyebutkan, oknum guru berinisial Me disinyalir tidak bekerja sendiri.

 Ketua Komisi I Febri Yurdiman, SE menuturkan dalam bukti pesan singkat aplikasi (WhatsApp) yang dipegangnya Me juga menyebutkan nama keluarga dekatnya Ni yang disebut bisa membantu meluluskan jadi PPPK. Ni sendiri berstatus tenaga honorer di Pemkab BU. BACA JUGA: Ada Oknum Guru PNS yang Janji Bisa Luluskan PPPK, Setor Rp 100 Juta

 “Jadi oknum guru ini hanya mencari orang peserta PPPK, namun dalam chat WhatsApp disebut keluarga dekatnya juga akan membantu. Na ini kita minta untuk ditelusuri oleh Dinas Pendidikan,” ujar Febri.

Dia juga mendengar jika Me sang guru mengaku perbuatan tersebut hanya bercanda. Dia menilai hal tersebut aneh, lantaran memang uang tersebut sudah diserahkan dan ia mengaku jika memegang bukti penyerahan uang.

 “Hanya saja memang kuitansi itu tidak disebutkan PPPK, tapi disebutkan uang pinjaman. Lucu kalau bercanda sampai ada penyerahan uang,” tegasnya.

 Sejauh ini ia mengaku sudah ada tiga orang yang mengaku padanya menyerahkan uang dengan oknum guru tersebut. Kasus ini terungkap karena tiga orang tersebut melapor padanya dan justru meminta dikawal agar mereka yang sudah menyerahkan uang bisa lulus.

  “Makanya saya terkejut, ketiganya minta kawal. Jelas ini melanggar aturan, dan kalau memang terjadi harus ditindak,” tandas Febri.

Pengakuan Oknum Guru

  Sementara itu Ni saat dikonfirmasi RB mengaku jika Me adalah adiknya. Ia bahkan sudah menerima informasi dari Me pagi kemarin dan membantah jika hal tersebut benar terjadi. Meskipun mengakui memang ada percakapan WA dengan peserta PPPK.

 “Adik saya sudah menjelaskan, memang ada percakapan chat itu, tapi itu temannya sendiri. Konteks chat itu hanya bercanda. Tidak mungkin kami bisa meluluskan orang menjadi PPPK,” ujarnya.

     Dalam percakapan WA adiknya, Me juga mengaku diakhir percakapan sudah menjelaskan jika itu hanya bercanda. Ia menduga jika bukti chat yang dimiliki oleh dewan terpotong atau sengaja tidak dikirimkan oleh peserta PPPK.

   “Di akhir chat itu ada kata-kata adik saya jika itu bercanda dan jangan dibawa serius. Mungkin itu dipotong. Tidak benar adik saya menjadi calo tersebut,’ ujarnya.

 Bahkan ia juga meminta untuk dibuktikan jika memang ada bukti penyerahan uang berupa kuitansi antara peserta PPPK dengan adiknya Me. Ia meyakini jika kuitansi tersebut tidak ada lantaran tidak ada penyerahan uang apapun.

 “Itu bercanda, tidak mungkin ada penyerahan uang. Buktikan saya kalau ada kuitansinya. Tidak mungkin, kami hanya tenaga non-PNS dan tidak mungkin bisa sejauh itu (meluluskan PPPK,red),” tandasnya.

 Kemarin Me menyampaikan sudah menjelaskan permasalahan itu dengan Dispendik BU. Hal tersebut hanya kesalahpahaman dan merupakan percakapan biasa lantaran mereka saling mengenal.

 “Adik saya sudah jelaskan pada Dispendik, mengatakan kalau itu hanya bercanda. Jadi saya pikir sudah selesai,” pungkas Ni.

 Sebagaimana diwartakan sebelumnya, permassalahan ini terbongkar dalam hearing antara Komisi I dengan Dispendik BU. Saat hearing, Ketua Komisi Febri Yurdiman menyampaikan soal adanya dugaan calo PPPK yang mengaku bisa meluluskan peserta tes PPPK.

 Bahkan dalam hearing tersebut Febri juga menyampaikan langsung pada Kadis Pendidikan untuk menindak dan mencari kebenaran informasi tersebut lantaran ia memiliki bukti. (qia/ rakyatbengkulu.com)

Simak Video Berita 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: