HONDA

TAUSIYAH: Berbuat Baik Pada Tetangga

TAUSIYAH: Berbuat Baik Pada Tetangga

ilustrasi BANTUAN--

 

 

BENGKULU ,RAKYATBENGKULU.DISWAY.ID - Dalam satu ayat Allah perintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada tetangga yakni Q.S An-Nisa’: 36 yang artinya “Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil.”

Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahu kita bahwa salah satu tanda kesempurnaan iman seseorang adalah memuliakan tetangga.

Baginda bersabda:  “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir (dengan iman yang sempurna), maka hendaklah ia memuliakan tetangganya,”HR al-Bukhari dan Muslim.

BACA JUGA: Rektor UIN FAS Profesor Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan

Hadirin yang berbahagia, Salah satu hal yang dapat menguatkan hubungan kita dengan tetangga dan menjadi sebab timbulnya rasa kasih sayang antar tetangga adalah saling berbagi dan saling memberi hadiah.

Sahabat Abu Dzarr radliyallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya kekasihku (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) berpesan kepadaku: Jika engkau memasak sup, maka perbanyaklah kuahnya, kemudian lihatlah salah satu keluarga di antara tetanggamu lalu berikanlah sebagian darinya kepada mereka dengan baik,” (HR Muslim).

Mengenai sikap baik kepada tetangga, kisah yang sering diceritakan oleh para ulama adalah sikap seorang wali yang bernama Sahl at-Tustari kepada tetangganya yang beragama Majusi.  bn al-Mulaqqin dalam Thabaqat al-Auliya’ menceritakan: “Sahl memiliki seorang tetangga yang beragama Majusi.

BACA JUGA: Pembunuh Istri Dihukum 12 Tahun Penjara, Ibu Korban: 'Saya Tak Terima Pak Hakim'

Suatu ketika jamban tetangganya yang Majusi itu bocor hingga mengalirlah kotoran dari jamban itu ke rumah Sahl. Dengan penuh kesabaran, di siang hari Sahl menampung kotoran itu. Lalu Ia membuangnya di malam hari.

Setahun hal itu berjalan. Sahl sama sekali tidak pernah mengeluh dan protes kepada tetangganya tersebut. Suatu saat, Sahl jatuh sakit. Ia lalu memanggil sang Majusi dan memberitahunya tentang kotoran Majusi yang mengalir ke rumahnya setiap hari. Sahl merasa ajalnya sudah dekat. 

Ia khawatir jika hal itu tidak ia beritahukan kepada Majusi, ahli waris Sahl tidak akan bersabar sebagaimana ia bersabar.

Itu akan menyebabkan mereka memusuhi Majusi. Mendengar hal itu, Majusi menangis terharu bercampur takjub atas kesabaran Sahl yang luar biasa.

BACA JUGA: IAIN Bengkulu Naik Status Menjadi UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu

Sang Majusi lalu berkata: “Anda bersabar atas gangguan kotoran dari jambanku selama berbulan-bulan.

Anda tetap memperlakukanku dengan sangat baik.

Ulurkan tangan Anda. Aku akan masuk Islam dengan membaca dua kalimat syahadat di hadapan Anda, tidak lama setelah itu, Sahl pun meninggal dunia. 

Teladan yang dicontohkan Imam Sahl jangan hanya dikisahkan semata. Akan tetapi sudah semestinya kita meneladaninya dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Mampukah kita melakukan hal yang sama? Ataukah sebaliknya, kita akan mengeluh, berteriak-teriak dan bertengkar dengan tetangga kita jika mengalami hal sama? Padahal tetangga kita adalah saudara kita sesama Muslim.

BACA JUGA: Truk Tambang Bisa Isi Solar Subsidi

Dan yang mengalir ke rumah kita mungkin adalah air yang suci, bukan kotoran yang najis seperti yang dialami oleh Imam Sahl. 

Kaum Muslimin yang berbahagia, Marilah kita saling mengingatkan untuk berbuat baik kepada tetangga kita. Kita hindarkan diri kita dari apapun yang dapat menyakitinya atau melukai hatinya.

Janganlah kita bertanya kepadanya mengenai sesuatu yang bukan urusan kita dan kita tidak berkepentingan dengannya.

Janganlah kita mencari-cari aibnya. Janganlah kita berusaha melihat sesuatu yang ia sembunyikan dari kita. Janganlah kita mendengarkan atau mencuri dengar pembicaraan yang ia rahasiakan dari kita. (jam)

Penulis: 

Dr. Iwan Romadhan Sitorus, MHI 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: