Ini ! 10 Filosofi Sarat Makna Terkandung dalam Kopi Jawa, Bukan Sekadar Minuman Populer
Ini ! 10 Filosofi Sarat Makna Terkandung dalam Kopi Jawa, Bukan Sekadar Minuman Populer --DOK/RB
7.Aduk
Setelah itu jangan lupa diaduk-aduk yang berasal dari kata "Udheg". Maknanya, ‘’Usahane Ojo Nganti Mandeg’’ atau usaha jangan sampai berhenti.
BACA JUGA:WOW ! 5 Jenis Kopi Paling Enak di Dunia, Asalnya dari Kotoran hingga Kunyahan Hewan Ini
BACA JUGA:Menelusuri Aroma Sejarah Kopi: Asal Usul, Perjalanan di Indonesia dan Jejaknya Pertama Kali
8.Sendok
Alat untuk mengaduk diperlukan "Sendok" yang berarti ‘’Sendhekno Marang Sing Nduwe Kautaman’’ atau sikap pasrahkan segala sesuatu pada Yang Maha Kuasa.
9.Adem
Sebelum sajian kopi dinikmati harus ditunggu sampai lumayan dingin atau "Adem" yang berarti ‘’Ati Digowo Lerem’’ atau hati jadi tenang baru.
10.Seruput
Setelah itu sajian secangkir kopi baru diminum secara pelan-pelan atau "Seruput" yang berarti ‘’Sedoyo Rubedo Bakal Luput’’ atau semua godaan akan terhindar.
BACA JUGA:Tentang Kopi: Mengenal Sejarah Istilah Kawe di Kepahiang
BACA JUGA:Jejak Sejarah Budidaya Kopi Bengkulu ! Istilah Kawe Hingga Kawo Yang Diadopsi dari Timur Tengah
Pada artikel terdahulu sudah dijelaskan bahwa kopi dipopulerkan menjadi minuman dunia oleh orang Islam. Dan kedai kopi pertama ada di Mekah Arab Saudi.
Kopi dibawa pedagang dari Arab bagian Selatan ke Mekah. Minuman itu langsung disukai para orang Islam yang sedang beribadah haji dan umroh. Karena dapat meningkatkan semangat dan gairah dalam melaksanakan ibadah.
Cara menikmatinya sama seperti sekarang yang kita temui. Biji kopi disangrai lalu dihaluskan. Kemudian diaduk dengan air dan siap dinikmati. Ada juga yang suka dengan tambahan sedikit rasa manis dari gula atau madu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: