Kok Bisa? Bank Digital Tumbuh Pesat di Bengkulu, Tapi Transaksi Tunai Meningkat, Ternyata Ini Penyebabnya
Ada yang menarik, meski bank digital tumbuh pesat di Bengkulu, tapi ternyata transaksi tunai meningkat, apa yang menjadi penyebabnya?--Heri/rakyatbengkulu.com
Dana floating atau dana yang tersimpan dalam uang elektronik masih menunjukkan pertumbuhan yang sehat dari Rp12,1 miliar menjadi Rp14,5 miliar (19,47% qtq).
BACA JUGA:Mengenal Syekh Burhanuddin, Pelopor Perayaan Tabut Pertama Kali di Bengkulu
Perkembangan transaksi non tunai di Provinsi Bengkulu juga menunjukkan tren peningkatan.
Hal ini tercermin dari meningkatnya jumlah penggunaan QRIS yang mencapai 82.652 merchant hingga April 2022, atau tumbuh sebesar 108 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Peningkatan ini selaras dengan meningkatnya kebutuhan dan kesadaran masyarakat dalam memanfaat pembayaran non tunai melalui QRIS, terutama saat diberlakukannya pembatasan kegiatan masyarakat selama pandemi Covid-19,” katanya.
Bank Indonesia, lanjutnya, juga terus mendorong penggunaan transaksi non tunai pada pandemi Covid-19. Caranya dengan mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan yang inklusif dan efisien.
Seperti, meningkatkan limit transaksi QRIS yang semula Rp5 juta menjadi Rp10 juta, berlaku sejak 1 Maret 2022.
Kemudian, menurunkan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS untuk merchant kategori Badan, Layanan Umum (BLU) Public Service Obligation (PSO) yang semula 0,7 persen menjadi 0,4 persen berlaku sejak 1 Juni 2021.
“Kita juga memperkuat edukasi dan sosialisasi QRIS baik dari sisi supply dan demand. Selain itu, memperkuat infrastruktur pembayaran digital dan meningkatkan literasi digital,” imbuh Faishal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: