HONDA

Kuliner Ini Dulunya Dijadikan untuk Sajian Ritual Dewa Bumi, Ternyata Begini Asal Usulnya

Kuliner Ini Dulunya Dijadikan untuk Sajian Ritual Dewa Bumi, Ternyata Begini Asal Usulnya

Telur asin ini pada awalnya hanya disajikan untuk ritual sembahyangan kepada Dewa Bumi --Hendri/Rakyatbengkulu.com

BACA JUGA:Mengenal Asal Usul Mie: Makanan kesukaan Sejuta Umat!

Pada awalnya, warga keturunan Tionghoa atau peranakan Tionghoa ini selalu mengawetkan bahan - bahan makanan kalau mereka bepergian jauh sebagai bekal mereka.

Bukan hanya telur, jenis makanan lain juga diasinkan supaya awet.

Selanjutnya selain sebagai bekal ketika bepergian jauh.

Telur asin ini juga sering dibuat sebagai pelengkap sesaji pada saat ritual sembayangan kepada Dewa Bumi.

BACA JUGA:Asal Usul dan Kisah Pohon Natal, Tradisi Masyarakat Jerman Kuno, Mengingat Pendeta St. Boniface

Akan tetapi lambat laun telur asin ini pun mulai dikomersialkan sejak dari tahun 1950-an.

Diketahui pasangan etnis Tionghoa yang bernama In Tjiauw Seng dan Tan Polan Nio yang memulai sejarah industri telur asin di Brebes ini untuk dikomersialkan di tahun 1959.

Pada saat itu pasangan suami istri ini memasarkan telur asin karena produksi telur bebek pelari atau yang memiliki nama latin Anas platyrhynchos domesticus, cukup melimpah.

Adapun cangkang telur bebek pelari ini memiliki warna biru.

BACA JUGA:Ini Asal Usul Kopi ! Minuman Orang Islam Kedai Kopi Pertama di Dunia Ada di Mekah

Karena itulah tidak heran kalu telur asin di Brebes berwarna biru.

Akhirnya terlintaslah ide untuk mengawetkan telur bebek itu dengan memberikan garam agar enzim perombak pada telur menjadi nonaktif walaupun disimpan di dalam waktu yang cukup lama.

Pada awal mulanya pasangan keturunan Tionghoa itu memproduksi telur asin dengan secara terbatas.

Akan tetapi seiring banyaknya permintaan akhirnya mereka pun mempekerjakan warga lokal Brebes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: