HONDA

Siapa Aktor Utama Rekayasa Nilai PDSS? Kepsek SMAN 5 Kota Bengkulu Masih 'Pasang Badan'

Siapa Aktor Utama Rekayasa Nilai PDSS? Kepsek SMAN 5 Kota Bengkulu Masih 'Pasang Badan'

Siapa Aktor Utama Rekayasa Nilai PDSS? Kepsek SMAN 5 Kota Bengkulu Masih 'Pasang Badan'--Foto Radar Bengkulu/DOK/RB

Orang tua siswi lainnya, Marsal Abadi juga mengaku anaknya juga diduga dicurangi oleh pihak sekolah. Akhirnya, dirinya memutuskan untuk melaporkan kejadian ini ke Polda Bengkulu. 

“Dengan berat hati, persoalan ini harus kita bawa ke ranah hukum. Karena saya sendiri masih penasaran dengan kejadian adanya dugaan perubahan nilai itu,” ujar Marsal. 

BACA JUGA:Tren Terbaru 2024! Ini Dia Rekomendasi Warna Cat Tembok Rumah Minimalis

BACA JUGA:7 Model Teras Rumah Minimalis yang Bikin Kamu Betah Bersantai di Depan Rumah

Lebih lanjut diterangkan Marsal, sampai saat ini dirinya belum mengetahui siapa yang mengubah nilai itu. 

Karena pihak sekolah sendiri mengatakan bahwasannya itu terjadi karena adanya kesalahan pada saat penginputan nilai di PDSS.

“Kepala Sekolah tidak tahu siapa yang melakukan perubahan itu. Ini yang mau saya cari tahu,” tuturnya.  

Menurut Marsal, seharusnya nilai di PDSS itu berdasarkan nilai rapor. Karena jika dilihat dari nilai rapor murid yang saat ini berada di peringkat 2, seharusnya berada di peringkat 20 lebih.

Karena adanya kesalahan saat pengupload nilai di sistem PDSS akhirnya murid  itu berada di posisi kedua. 

“Kita berharap APH dapat mengungkap dugaan rekayasa nilai ini,” tutupnya.

BACA JUGA:7 Model Tiang Teras Rumah Minimalis dan Modern, Rekomendasi untuk Hunian

BACA JUGA:Bikin Terpesona! Ini 6 Ide Keramik Teras Rumah Minimalis yang Cocok untuk Hunian

Disisi lain, Kabid Humas Polda Bengkulu, Kombes Pol. Anuardi membenarkan laporan ini. 

Namun, dirinya mengaku belum mengetahui pasti isi dari laporan tersebut.  “Sekarang masih di meja Pak Kapolda, saya belum tahu disposisi kemana,” singkatnya.

Menanggapi adanya dugaan rekayasa nilai di sistem PDSS ini, Kepala SMAN 5 Bengkulu, Eka Saputra, M.Pd mengaku hal ini terjadi karena ada kesalahan saat operator sekolah mengupload daftar nilai. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: