Kisah Pria yang Terjebak dan Tinggal di Bandara Selama 18 Tahun, Dijadikan Film Dibintangi Tom Hanks

BENGKULU. RAKYATBENGKULU.COM - Kisah seorang pria asal negara Iran yang tinggal selama 18 tahun di Bandara Charles de Gaulle Paris.

Pria yang bernama Mehran Karimi Nasseri, yang mana kisah hidupnya ini menginspirasi film The Terminal.

Adapun kisah Nasseri ini tinggal di Terminal 1 bandara Paris dari tahun 1988 sampai 2006, yang awalnya karena dia tidak memiliki surat-surat residensi.

Akhirnya dari tahun ke tahun, Nasseri ini tidur di kursi plastik merah serta berteman dengan pekerja Bandara, mandi di fasilitas staf, menulis pada buku hariannya, membaca majalah, serta mengamati pelancong yang lewat.

Dimana para staf Bandara menjulukinya Nasseri sebagai Lord Alfred, dan dia juga menjadi selebritas lokal di antara penumpang.

BACA JUGA:Terinspirasi dari Kisah Nyata Film 'Pasar Setan' Tayang di Bioskop, Begini Jalan Ceritanya

Diketahui Mehran Karimi Nasseri ini lahir pada tahun 1945 di Soleiman yang merupakan bagian dari Iran yang ketika itu berada di bawah yurisdiksi Inggris.

Nasseri dari ayah Iran dan ibu Inggris, dia meninggalkan Iran untuk belajar di Inggris pada tahun 1974 dan pada saat kembali, dia dipenjara karena memprotes shah dan dikeluarkan dari Iran tanpa paspor.

Selanjutnya Nasseri ini sudah mengajukan suaka politik pada beberapa negara di Eropa, Komisaris Tinggi PBB untuk para Pengungsi (UNHCR),  di Belgia memberinya kredensial Pengungsi, namun dia mengatakan tas kerjanya yang berisi sertifikat Pengungsi dicuri di stasiun kereta Paris.

Akhirnya polisi Prancis kemudian menangkapnya, tetapi tidak bisa mendeportasinya ke mana pun dikarenakan tidak memiliki dokumen resmi.

BACA JUGA:Didasarkan Kisah Nyata, Sinopsis Film Horor Pemandi Jenazah Penuh Kengerian, Dibintangi Aktor Ternama

Nasib Nasseri akhirnya berakhir di Charles de Gaulle pada bulan Agustus tahun  1988 dan tinggal di sana sejak saat itu.

Dikarenakan kecerobohan birokrasi lebih lanjut dan undang-undang imigrasi Eropa yang semakin ketat, sehingga membuatnya berada di tanah tidak bertuan yang sah selama bertahun-tahun.

Pada saat akhirnya menerima dokumen pengungsi, Nasseri menggambarkan keterkejutannya dan rasa tidak aman tentang meninggalkan bandara.

Sumber: