HONDA

Lebih Dekat Mengenal Suku Kaur di Bengkulu, Pekerjaan hingga Tradisi Pernikahan

Lebih Dekat Mengenal Suku Kaur di Bengkulu, Pekerjaan hingga Tradisi Pernikahan

Mengenal Suku Kaur atau Suku Melayu di Kabupatan Kaur,--Youtube.com/ putriibrahimchanel

Dimana setelah panen padi, biasanya mereka akan panen buah-buahan seperti durian dan juga mangga.

BACA JUGA:Disebabkan oleh Proses Asimilasi Berbagai Suku Bangsa, Ini Asal Usul Suku Melayu Bengkulu

Tradisi

Para kaum wanita di suku Kaur yang berada di Desa Gedung Sako Senahak masih menyusui bayinya di tempat umum, dimana pada dasarnya mereka orang-orang yang masih menjaga kebersihan dan berpakaian dengan secara pantas.

Dulu suku Kaur tinggal di rumah batu dengan beratapkan seng dan cat semuanya berwarna biru dan putih, serta dengan cara gotong royong dan pelayanan masyarakat dilakukan di desa.

Dimana pada saat menolong panen seseorang, maka dalam kesempatan lainnya mereka juga akan ditolong pada saat panen.

Pernikahan

Orang Kaur tidak diperbolehkan menikahi orang dari marga atau kaum kerabat/klan yang sama, karena ada pelaksanaan merge/marga jadi tidak dibolehkan menikah semerge/sesama kerabat.

BACA JUGA:Sarat akan Makna, Kain Tenun Tradisional Suku Rejang Bengkulu serta Kedudukan Wanita yang Memakainya

Namun, bisa menikah dengan orang Kaur dari desa lain, dimana pernikahan hanya bisa dilakukan sesudah perayaan panen padi.

Usia pernikahan pada umumnya 20 tahun untuk laki-laki dan 15-16 tahun untuk perempuan.

Apabila mempelai laki-laki menginginkan mempelai wanitanya tinggal bersama keluarga dari mempelai laki-laki, maka laki-laki harus membayar keluarga mempelai wanita atau uang antaran.

Namun, apabila mempelai laki-laki tinggal di rumah mempelai perempuan, maka orang tua dari mempelai perempuan hanya diwajibkan untuk memberikan kenang-kenangan kepada pihak laki-laki.

BACA JUGA:Asal Usul Suku Lembak, Salah Satu Suku Bangsa Asli Bengkulu

Tempat Wisata di Kabupaten Kaur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: