Petani di Rejang Lebong Meregang Nyawa, Diduga Karena Depresi Nekat Akhir Hidup
Petani di Rejang Lebong Meregang Nyawa, Diduga Karena Depresi Nekat Akhir Hidup--Badri/rakyatbengkulu.com
REJANGLEBONG, RAKYATBENGKULU.COM - Samsudin (40) warga Kelurahan Sukaraja Kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong ditemukan tewas gantung diri di pohon sawo. Penyebab tindakan nekat ini diduga karena depresi.
Korban pertama kali ditemukan oleh Suirawan (59) warga setempat, saat pergi ke kebunnya pada Jumat 29 November 2024 sekitar pukul 06.30 WIB.
Suirawan yang hendak merawat tanaman cabainya, terkejut melihat sesosok tubuh tergantung di pohon sawo setinggi 10 meter.
Setelah memastikan bahwa tubuh tersebut adalah seseorang, Suirawan segera memanggil warga untuk meminta bantuan. Warga kemudian menurunkan tubuh Samsudin dan membawanya ke rumah duka.
BACA JUGA:Total 291 Unit Bantuan, Progres Program BSPS PKE di Seluma Sudah 70 Persen
BACA JUGA:Rincian Penerima Dana Desa Rp 1 Miliar di Bengkulu Utara, Siap Jalankan Program Pembangunan
Kapolres Rejang Lebong, AKBP Eko Budiman S.IK, M.IK, melalui Kasatreskrim Iptu Denyfita Mochtar dan Kasi Humas AKP Sinar Simanjuntak, membenarkan peristiwa tersebut.
"Piket Sat Reskrim, Unit INAFIS, SPKT dan Sat Intel Polres Rejang Lebong mendatangi TKP gantung diri di kebun pada pohon sawo besar di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Curup Timur. Namun, korban sudah diturunkan warga setempat," terang Kasi Humas.
Hasil olah TKP menunjukkan bahwa korban menggunakan tali karung putih untuk mengikat lehernya.
"Tinggi ikatan korban ke tanah memiliki panjang sekitar 10 meter, lidah korban dalam keadaan menjulur dan tangan korban dalam keadaan menggenggam. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan lainnya pada korban. Jika dilihat dari hasil olah TKP, bisa dipastikan bahwa korban memang bunuh d1ri," jelas Kasi Humas.
BACA JUGA:Liburan Nataru di Musim Hujan dengan Kereta Api? Berikut Persiapan yang Perlu Kamu Perhatikan
BACA JUGA:Resep Spikoe Kuno Kenari ala Chef Devina Hermawan, Kue Favorit Para Oma dan Opa
Pihak keluarga korban menolak dilakukan visum dan autopsi, serta menerima kejadian tersebut sebagai musibah.
"Keluarga korban menerima kejadian itu dan menandatangani surat pernyataan. Menurut keterangan keluarga, korban mengalami depresi hingga nekat mengakhiri hidupnya," demikian Kasi Humas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: