Sopir Tronton di Bengkulu Ditangkap, 481 Kali Isi Solar Subsidi untuk Dijual Lagi

RAKYATBENGKULU.COM - Aksi licik seorang sopir tronton di Kota Bengkulu berakhir di tangan aparat kepolisian. 

Pria berinisial PI, warga Kota Bengkulu, diringkus Subdit Tipidter Ditreskrimsus Polda Bengkulu setelah terbukti menimbun dan memperdagangkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Bio Solar subsidi secara ilegal.

Penangkapan ini bermula dari laporan masyarakat dan hasil penelusuran transaksi mencurigakan di salah satu SPBU di Kota Bengkulu, tempat pelaku rutin mengisi BBM menggunakan mobil truk bernomor polisi BA 8604 RM.

Menurut Kabid Humas Polda Bengkulu, Kombes Pol. Andy Pramudya Wardana, S.I.K., M.M., M.A.P., CPHR., CBA, kendaraan tersebut tidak semestinya digunakan untuk angkutan barang dan bahkan dinyatakan tidak laik jalan oleh Balai Pengujian Kendaraan Bermotor.

BACA JUGA:Sembunyi di Perkebunan, Pelaku Pembunuhan Anak Tiri di Bengkulu Tengah Akhirnya Ditangkap

BACA JUGA:Minggu Pertama November, Harga TBS Sawit di Mukomuko Kembali Turun, Tertinggi Rp 2.940 Per Kilogram

“Hasil pemeriksaan petugas UPT Balai Pengujian Kendaraan Bermotor bahwa Barang Bukti kendaraan tersangka tidak memenuhi standar laik jalan,” katanya, Jumat 7 November 2025.

Namun hal itu tak menghentikan aksi PI. Ia tetap mengantre setiap hari untuk mengisi penuh tangki truknya menggunakan barcode resmi. 

Dari data Pertamina, kendaraan itu tercatat melakukan 481 kali transaksi pembelian dengan total 42,8 kiloliter (KL) solar subsidi.

“Data hasil pengecekan Pertamina melalui transaksi barcode kendaraan sebanyak 481 kali transaksi dengan total pembelian 42,8 KL,” lanjutnya.

Modus pelaku terbilang sistematis. Setiap selesai mengisi bahan bakar di SPBU, truk tronton itu diparkir di samping rumahnya. 

BACA JUGA:Tinjau Proyek Belungguk Point, KPK Ingatkan Kontraktor Jaga Kualitas dan Tepat Waktu

BACA JUGA:Intip Daya Pikat Batu Akik Sulaiman, Warisan Alam Bernilai Spiritual Tinggi dari Timur Tengah

Dengan bantuan selang, solar dari tangki kendaraan dipindahkan ke jeriken berkapasitas 30 liter, lalu dijual kembali kepada pengecer atau pihak lain dengan harga jauh di atas harga subsidi.

Sumber: