Bukti tertulis dalam prasasti dan catatan sejarah menunjukkan bahwa beras telah menjadi komoditas penting.
Baik untuk konsumsi sehari-hari ataupun sebagai bagian dari sistem pajak dan upeti kepada penguasa.
BACA JUGA:Supaya Tidak Berkutu, Begini Cara Memilih dan Menyimpan Beras dengan Benar
BACA JUGA:Harga Pangan Terbaru: Penurunan Harga Bawang, Minyak, dan Gula, Sementara Beras Naik
3. Pengaruh Hindu-Buddha dan Islam
Pada masa pengaruh Hindu-Buddha (abad ke-4 hingga abad ke-14 M), beras tetap menjadi makanan pokok.
Sistem irigasi yang berkembang pada masa ini, seperti Subak di Bali, memungkinkan peningkatan produksi padi.
Ketika Islam masuk dan berkembang di Nusantara, pola konsumsi beras tetap dominan.
Dengan beras juga menjadi bagian dari upacara keagamaan dan ritual.
BACA JUGA:Manfaat Beras Kencur, Mulai dari Mencegah Kangker hingga Menangkal Radikal Bebas
4. Masa Kolonial
Pada masa kolonial, terutama di bawah pemerintahan Belanda, beras menjadi komoditas perdagangan yang sangat penting.
Sistem tanam paksa (cultuurstelsel) yang diterapkan pada abad ke-19 juga menekankan produksi padi.
Meskipun masyarakat pada saat itu juga dipaksa menanam tanaman ekspor seperti kopi dan gula.
5. Masa Modern